![]() |
Drone Jurnalistik - ZakiiAydia |
H al yang pertama kali kita pikirkan apabila membayangkan istilah drone adalah sebuah kapal dalam keadaan perang. Hal tersebut bukanlah tanpa alasan oleh karena telah banyak berita-berita baik itu dimedia televisi atau juga dalam media tertulis yang membahas tentang drone. Lalu apa drone itu?
Drone, secara umum, adalah kapal pesawat tanpa awak yang bisa menjelajahi wilayah yang menjadi target dengan hanya dikontrol dari jarak yang jauh. Hal ini selaras dengan definisi yang ditulis oleh salah seorang pengamat drone bahwasanya:
“drones are aircraft either controlled by ‘pilots’ from the ground or increasingly, autonomously following a pre-programmed mission.”
Drone, atau dikenal juga dengan Unmanned aerial vehicles (UAVS), yang banyak diberitakan oleh media adalah drone yang digambarkan sebagai sebuah objek yang memata-matai/pengintai pihak musuh. Karena memang pada dasarnya drone ini dibuat untuk kebutuhan para militer yang mungkin kewalahan dalam mencari target musuh.
Seiring dengan waktu maka fungsi drone yang pada mulanya hanya untuk menjelajahi wilayah yang tak terjangkau atau memburu musuh yang tak terjangkau jarak banyak mengalami pergeseran. Pergeseran fungsi ini bisa dikatakan sebagai sebuah dialektika yang elok antara kebutuhan manusia dengan ciptaannya sendiri.
Drone sekarang ini bukan hanya alat untuk militer sahaja melainkan bisa juga dipakai untuk beberapa aktifitas lain. Sebagai contoh ketika pemakaian drone menjadi hal yang sangat berguna untuk mengambil gambar pada acara Triatlon di Bali. Ada pula yang memakai drone sebagai alat untuk memantau tanaman-tanaman dan reruntuhan bangunan-bangunan kuno yang ada di Peru.
Drone: Melihat Peristiwa Dalam Kecanggihan Teknologi
Akan tetapi diantara banyaknya fungsi-fungsi perluasan drone tersebut, yang paling menjadi perhatian saya saat ini adalah bagaimana drone bisa menjadi salah satu alat yang dipakai dalam kegiatan jurnalistik? Jawaban yang paling mendasar dari pertanyaan tersebut adalah kebutuhan. Pada tahap ini telah terjadi suatu proses timbal balik yang mesra antara yang diciptakan dan yang menciptakan.
Drone dalam kegiatan jurnalistik bisa dibilang baru. Adalah dua universitas kenamaan asal Amerika yang memperkenalkan istilah drone jurnalisme yang didirkan pada tahun 2011.
Yang pertama adalah dari Universitas Nebraska dan kedua dari Universitas Missouri.
The use of drones for information collection in the journalism industry is still new. Two university journalism programs are testing drones in this context, namely the Drone Journalism Lab, founded in late November 2011 by Matt Waite, professor of journalism and mass communication at the University of Nebraska-Lincoln, and the Drone Journalism Program at the University of Missouri.
Drone jurnalisme seperti yang tertulis dalam wikipedia “is the use of drones, or unmanned aircraft systems (UAS), for journalistic purposes. According to the FAA, “an unmanned aircraft is a device that is used, or is intended to be used, for flight in the air with no onboard pilot.”
Seperti yang telah disinggung diatas, drone dalam kegiatan jurnalistik sangat membantu para jurnalis yang ingin mencari berita-berita yang dirasa sulit untuk dijangkau. Kalau misal dalam mencari berita mereka tak mendapati halangan yang berarti mungkin penggunaan drone tidak menjadi prioritas namun ketika terjadi suatu kesulitan maka penggunaan drone sangat dibutuhkan.
Salah satu fungsi drone yang paling bermanfaat bagi para jurnalis adalah ketika mereka berada pada peristiwa demo besar atau proses serupa yang pada akhirnya diharuskan adanya beberapa polisi yang berjaga-jaga. Dan keamanan yang terlalu over ternyata membatasi ruang gerak para jurnalis untuk dapat masuk pada area yang tidak bisa dimasuki demonstran, itulah mengapa drone bisa leluasa melihat dan berhasil merekam aktifitas-aktifitas yang tak biasa didapatkan sebelumnya.
Kita bisa menengok ke Turki untuk melihat kinerja Drone dan jurnalistik dalam kegiatan jurnalistik ini, dimana ketika terjadi demo besar maka terdapat pula beberapa drone yang berterbangan kesana kemari layaknya Alien.
Dan yang terakhir menjadi buah bibir, karena adanya drone jurnalisme, didunia adalah ketika peran media yang cukup besar dalam demonstrasi di Thailand. Kita lihat drone dan jurnalistik memadu:
Kesimpulan
Nampaknya telah terjadi suatu dialektika yang elok antara manusia dan teknologi bila melihat pada segi drone ini. Yang mulanya drone menjadi satu alat khusus yang digunakan militer untuk memburu lawan-lawannya sekarang telah menjadi barang yang legal dan bisa dipergunakan untuk kepentingan masing-masing.
Penggunaan drone dalam kegiatan jurnalistik benar-benar sangat bermanfaat. Karena tak jarang para jurnalis suka mengalami kesulitan dalam mencari berita-berita. Hal ini senada dengan ungkapan drone journalism lab bahwasanya ““an ideal platform for journalism.”
Ditengah aparatur negara, dalam kondisi warning, kegalauan selalu menghinggapi mereka. Terkadang kegalauannya tersebut berubah menjadi suatu tindakan-tindakan yang diluar kendali. Jurnalis yang mana menempati titik utama poros media untuk berbagi dirasa selalu menjadi hal yang menakutkan bagi para aparat tersebut sehingga tak banyak dari pihak aparat tersebut yang melukai atau bahkan sampai membunuh para pencari berita tersebut.
Oleh karena itulah drone dirasa bisa membantu bagaimana para jurnalis berkerja dan menghasilkan berita yang benar-benar mencerahkan. Drone dan jurnalistik adalah keniscayana kehidupan berirama antara manusia dan teknologi.
Sumber bacaan:
- http://dronewars.net/aboutdrone/
- http://teknologi.inilah.com/read/detail/2020891/inilah-fungsi-lain-dari-pesawat-drone#.UqZw_dIW1Wg
- http://www.koran-sindo.com/node/327152
- [ref]http://en.wikipedia.org/wiki/Drone_journalism[/ref]
- [ref]http://www.washingtonpost.com/blogs/blogpost/post/drone-journalism-the-idea-could-fly-in-the-ussoon/2011/12/04/gIQAhYfXSO_blog.html[/ref]
No comments
Post a Comment