LABELS

Agama (14) Analisis (31) Filsafat (18) Kajian budaya (34) Medieval Indo (7) My opinion (16) Puisi (35) Sastra (50) sejarah (34)

ARCHIVE

Rempah Dalam Beberapa Karya Sastra Terkenal

 




Beberapa abad yang lalu, tepatnya pada tanggal 7 Juni 1494. Dua kerajaan adidaya Spanyol dan Portugis menyepakati sebuah perjanjian yang didalam catatan sejarah dunia dikenal dengan perjanjian Tordesillas. 


Isi dari perjanjian tersebut menyatakan kedua belah pihak berbagi kekuasaan dengan wilayah yang telah ditentukan. Spanyol ke arah barat laut, sedangkan Portugis ke arah timur laut. Meski wilayah kekuasaannya telah ditentukan, dalam beberapa momen, mereka kerap kali guntreng atau bentrok. Para ahli sepakat bahwa hal itu terjadi karena ketidakjelasan batas yang telah disepakati oleh kedua belah pihak. 

 

Itulah yang terjadi ketika Portugis bertemu dengan Spanyol di Maluku. Dalam suasana yang tegang setelah beberapa bentrokan, Spanyol dan Portugis pada akhirnya menyepakati sebuah perjanjian baru yang dikenal dengan perjanjian Saragosa.

 

Adanya perjanjian Tordesillas dan Saragosa semakin menegaskan dominasi Spanyol dan Portugal pada abad 15. Kepercayaan diri yang mereka miliki sedang berada pada puncak kejayaannya. Belum lagi pada saat yang bersamaan mereka berhasil mengusir orang-orang Muslim, setelah beberapa abad lamanya wilayah Iberian peninsula dikuasai. Pengusiran tersebut dibarengi dengan penaklukan beberapa tempat penting yang sebelumnya dikuasai orang Islam seperti Ceuta di Afrika Utara. 

 

Semenjak saat itu maka di mulai berbagai petualangan para pelaut Portugis ke berbagai timur. Ada Vaso da Gama, seorang pelaut yang diutus oleh King Manuel I untuk mencari sebuah wilayah, di India, yang kata Petrus beragama Kristen, ia berhasil singgah dan di tanjung harapan dulu sebelum akhirnya berhasil mencapai India pada tahun 1498. 

 

Ketika kegairahan mereka sedang berada pada puncak klimaksnya. Muncul sebuah rangsangan yang akan membuat peta perjalanan dunia kedepan semakin menarik. Muncul sebuah wilayah yang mereka sebut dengan Melaka. Dan pada tahun 1510-1511 orang-orang Portugis untuk pertama kalinya singgah di Nusantara.

 

Rempah Dalam Beberapa Karya Sastra

 

Adalah rempah, komoditas atau rangsangan utama yang menjadi salah satu alasan orang Eropa bertualang jauh ke timur. Ia seakan barang mewah yang terkenal seantero dunia pada zamannya. Tidaklah salah kalau selain age of exploration, pada saat-saat itu dikenal juga istilah abad rempah. Melampaui abad sutra yang dulu pernah berjaya pada masanya.

 

Selain terkenal karena banyak khasiatnya. Aroma dari rempah pun sangat merangsang para pecinta makanan untuk mengolah dan sekaligus menulis buku tentang resep-resep olahan makanan. Hal ini menjadikan rempah-rempah seperti opium yang memabukan dan sedikit membuat mereka ketagihan. 


Selain sebagai olahan makanan atau herbal, rempah juga ternyata menjadi bumbu-bumbu pemanis para penulis karya sastra pada abad pertengahan, bahkan beberapa ada juga yang berasal pada abad 8.

 

Bisa dikatakan juga bahwa selain dalam dunia perdagangan, karya-karya diatas setidaknya membantu membuat persepsi mewah dalam benak orang-orang Eropa. Diantara karya sastra tersebut adalah karya Inferno yang di tulis Dante, Decamero dari Giovanni Boccaccio dan karya puisi dari Du fu yang berjudul Five Song by the river.

 

Rempah dalam karya mereka digambarkan sebagai sebuah simbol kemegahan, prestisius dan kemewahan. Dalam Five Song by The River karya Du Fu Rempah digambarkan sebagai sebuah hal yang harus dimilikinya di China, itu sebabnya ada gambaran bahwa ia berusaha untuk menanam cengkeh dihalaman rumahnya.

 

Sedangkan dalam karya Dante gambaran rempah (cengkeh) dikatakan sebagai hal yang mewah, kutipannya seperti ini: 

 

“and Niccolò, the first to make men see that cloves can serve as luxury (such seed, in gardens where it suits, can take fast root”.

 

Sama halnya dengan Dufu, Rempah (cengkeh) dalam karya ini digambarkan sebagai benda yang hanya dipakai oleh kalangan atas. 

 

"After this, in accordance with her wish, they both stepped naked into the bath, with two of the slave-girls. Here she would not let any but herself touch him as she soaped him and gave him a good wash all over with a soap scented with musk and clove, after which she had her slave-girls wash and massage her”.

No comments

Post a Comment