Sejarah Dikepal Penguasa (Barus, Fansur)


Pada zaman ketika nalar rasional masih ditahap biasa-biasa, kita sudah dicecoki oleh suatu doktrin rekaan semata dari keperluan kepentingan perorangan. Sadarkan, apabila kita kembali pada zaman ketika masih SD, SMP, SMA atau Pesantren, dimana kita berkewajiban penuh untuk mencari ilmu, dengan kata lain dengan ilmu itu sendiri kita tidak akan digelapkan oleh dunia. Dengan membaca pasti kita akan banyak tahu, namun dengan membaca juga kita menyadari bahwa kita tidak banyak tahu. begitulah memang seharusnya manusia, semakin dia sedikit membuka diri untuk membaca dan mengetahui apa yang ia belum ketahui maka ia dekat dengan ketidak tahuan, hal itu akan dengan mudah membuat mereka menjadi mudah untuk digoyahkan.

Pada waktu masih kecil saya sangat senang sekali dengan pelajaran-pelajaran yang beraromakan kisah nabi dan rosul, kisah-kisah yang menurut aku pada waktu itu sangat mengundang imajinasi dan kekaguman terhadap para nabi. meskipun saya tahu bahwa ada beberapa cerita yang diluar nalar kita sebagai manusia, akan tetapi saya mempunyai nalar batin juga terhadap the ultimate reality, even metafisik or tranfisik. ada kekuatan yang tak terbantahkan dibalik kisah-kisah ajaib para nabi. Dan tanpa disadari sedikit demi sedikit rasa kesukaan saya akan cerita-cerita berkembang kepada pelajaran-pelajaran yang diajarkan di SD dan selebihnya di Ma'had.

Salah satu ilmu yang saya senangi adalah sejarah atau istilah lain di Ma'had saya adalah Tarikh. hal itu sangat didasari sekali oleh hasil kekaguman saya terhadap cerita-cerita para nabi dulu. Dan dengan hormat saya dan kerendahan diri saya mengatakan bahwa dalam Kitab Al-quran juga mengatakan bahwa sejarah mempunyai peran penting untuk manusia, mengetahui sejarah akan membuat manusia lebih tahu dan akan mengambil pelajaran dari sejarah tersebut. Sukarno salah seorang mantan Presiden Indonesia juga pernah berujar bahwa JASMERAH, jangan sekali-sekali meremehkan dan melupakan sejarah. Memang benar sekali bahwa dengan mengetahui sejarah-sejarah kita akan mengulang masa dimana kehidupan itu berlalu.

Akan tetapi hal diatas akan menjadi sebuah pertanyaan besar ketika nalar rasional kita sudah mempuni dan sudah bisa menilai mana yang benar-benar sejarah. Hal itu didapat ketika kita tidak menggantungkan sumber hanya pada satu buku, satu kepala, satu keadaan. Mungkin ketika saya masih sekolah saya merasa apa yang dikatakan buku dan oleh guru disampaikan adalah benar adanya, tapi keadaan yang demikian adalah tidak benar adanya dan banyak yang disalah artikan. suatu contoh saja dulu aku mendapati dalam buku sejarah bahwa agama islam masuk ke Indonesia itu adalah ketika para pedangan gujarat dari India (14 Masehi)datang dan menyebarkan Islam ke Indonesia, tapi setelah mendapati bahwa literature-litarature mengungkap bahwa agama islam masuk ke Indonesia adalah sebelum para pedagang gujarat masuk ke Indonesia. sudah barangkali kita tahu bahwa orang yang membuat teori tersebut adalah orientalis Snouck Hourndje, siapakah dia?mungkin kalian tahu sendiri siapa dia.

Tempat dimana islam telah berkembang adalah Barus atau yang juga dikenal dengan nama fansur.
Dari berbagai literatur, diyakini bahwa kampung Islam di daerah pesisir Barat Pulau Sumatera itu bernama Barus atau yang juga disebut Fansur. Kampung kecil ini merupakan sebuah kampung kuno yang berada di antara kota Singkil dan Sibolga, sekitar 414 kilometer selatan Medan. Di zaman Sriwijaya, kota Barus masuk dalam wilayahnya. Namun ketika Sriwijaya mengalami kemunduran dan digantikan oleh Kerajaan Aceh Darussalam, Barus pun masuk dalam wilayah Aceh. Sebuah peta kuno yang dibuat oleh Claudius Ptolomeus, salah seorang Gubernur Kerajaan Yunani yang berpusat di Aleksandria Mesir, pada abad ke-2 Masehi, juga telah menyebutkan bahwa di pesisir barat Sumatera terdapat sebuah bandar niaga bernama Barousai (Barus) yang dikenal menghasilkan wewangian dari kapur barus. Berdasakan buku Nuchbatuddar karya Addimasqi, Barus juga dikenal sebagai daerah awal masuknya agama Islam di Nusantara sekitar abad ke-7 Masehi. Sebuah makam kuno di kompleks pemakaman Mahligai, Barus, di batu nisannya tertulis Syekh Rukunuddin wafat tahun 672 Masehi. Ini memperkuat dugaan bahwa komunitas Muslim di Barus sudah ada pada era itu.
.

Dengan pemaparan diatas yang menyatakan bahwa agama islam telah ada di Indonesia sekitar abad sebelum teori gujarat tadi. pemikiran bahwa sejarah adalah benar adanya harus dipertanyakan kembali, karena sejarah juga bisa dibuat oleh orang-orang yang mempunyai kepentingan tertentu. sejarah dibuat oleh orang yang berkuasa pada waktu itu. Sebetulnya masih banyak sejarah-sejarah buatan yang harus kita ungkap ke publik, mengapa? agar kita tidak digelapkan oleh ilmu sejarah rekaan orang-orang tertentu. siapa yang mau kita berada pada jalan yang mereka inginkan? salah satu jalan keluar untuk memperjelasnya adalah mungkin dengan memperkaya literature kita tentang khazanah-khazanah sejarah. ada baiknya bila kita ingin belajar sejarah tidak dari satu sumber, melainkan dari beberapa sumber yang terkait langsung dengan yang dipaparkan sejarah tersebut.

Jika memang anda yang berkenan bertanya memang ada apa dibalik kepentingan orang-orang tersebut? ketika anda menyadari bahwa hal itu adalah biasa-biasa saja, coba lihat kedalam sejarah-sejarah lainnya yang mencuat didunia, ada holocaust, palu wanita, beberapa konspirasi, teori, dan banyak hal-hal yang dahulu dikenalkan di SD atau disekolah bertentangan dengan nalar rasional kita bila diasah tajam.

Oleh karena itu perbanyak lah rasa ingin tahu kita terhadap khazanah sejarah, dengan begitu kita sedikit tergugah untuk sering membaca literature-literature lainnya, ingat dengan satu sumber maka kita akan mempercayai hal itu ketika kita tidak mengetahui bahwa ada keberadaan sejarah dibalik sejarah. hal ini tidak berlaku pada Al-quran, sumber kehidupan bagi umat islam.