Revolusi Belum Usai, Kata Sukarno

Social consequence of man: Yang Belum Usai dan Tetap Berputar

Istilah di atas, social consequence of man, saya ambil sedikit dari salah satu tulisan Bung Karno ketika menyinggung tentang Indonesia. Terangnya ia mengatakan bahwa revolusi di Indonesia ini kongruen dengan social consequence of man yakni menuju pada kemerdekaan, keadilan dan kemakmuran bagi rakyat.

Jikalau ketiga unsur diatas ada cacat sama sekali atau belum atau masih dalam proses menuju pada kesempurnaan maka benar bila bung Karno berujar “Revolusi kita belum selesai” sama juga dengan yang terjadi di negara-negara seperi Kuba, Equador, Uni Soviet dan Yugoslavia.

Bila melihat pada keadaan sekarang ini, khususnya ketika memakai kacamata sejarah kecil atau pandangan sehari-hari rakyat jelata, mungkin hanya satu tujuan saja yang sudah tercapai yakni kemerdekaan pada 17 Agustus, meski bisa juga dikatakan hanya sebagai sebuah simbol. Dua yang tersisa dari ketiga itu masih berjalan, kalau tidak lamban paling ditengah jalan selalu digerogoti penjahat negara, betul ndak?

Terlepas dari itu, tidak ada tendensi menyinggung pemerintahan atau menyalahkannya, akan tetapi memang jalan panjang menuju social consequence of man itu membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Ia tidak instan dan tidak pula bisa dipaksakan. Proses menuju kesana membutuhkan perjuangan, tandas bung Karno. Meskipun agak susah juga bila kehendak rakyat dan penguasa searah sama akan tetapi terdapat oknum yang yang masih memiliki warisan otak kolonialisme dan feodalisme.

Itu makanya bung Karno selalu mengingatkan arti penting mengenai demokrasi terpimpin dan ekonomi terpimpin kepada para petinggi/direktur perusahaan-perusahaan negara perindustrian rakyat dan kepada para pengusaha-pengusaha yang bercokol di Indonesia. Artinya apa, artinya setiap gerak tanduk dan pelaksanaan Industri perusahaan tersebur, harusnya para petinggi itu bergerak searah kehendak bung Karno sebagai pemimpin yang kita ketahui, kehendaknya lebih mementingkan rakyat jelata.

Tetap Berputar Menuju Perputaran Baru

Emh yah jalan panjang menuju social consequence of man itu bukan jalan lurus tak berliku, bukan pula hal yang sangat mudah untuk diwujudkan bahkan bisa dikatakan terdapat banyak faktor yang "menggagalkan". Diatas semua itu. agaknya yang terus terjadi adalah berputarnya upaya-upaya baru dari para anak-anak bangsa. Sementara upaya itu diwujudkan, kesejahteraan rakyat toh masih belum bisa dikatakan merdeka. Rakyat sadar betul bahwa tidak ada satu tujuan tanpa perjuangan. Perjuangan bagi mereka adalah keharusan karena hal itulah mereka bisa terus menjalani kehidupannya tanpa berharap janji-janji penguasa. Mereka-mereka itulah titisan revolusi yang dalam hatinya terbesit juang-juang-juang menuju pada perubahan hal terkecil…