Ilustrasi |
Leonardo Da Vinci [LDV], sebuah nama, dibalik keterkenalannya diseluruh dunia yang terlahir bukan tiadanya alasan. Melainkan [LDV] telah menorehkan beberapa penemuan yang telah menginspirasi dunia sampai saat ini. Karya-karya yang dihasilkan oleh [LDV] tak sedikit yang menjadi sebuah pertanyaan penting, yang seolah ditujukan kepada penerus-penerus setelahnya. Kita bisa melihat bagaimana nama [LDV] banyak dipakai dan digunakan sebagai objek penarik pasaran, sebagaimana salah satu contoh [LDV] Code karya Dan Brown.
Didalam tulisan yang singkat ini, saya tidak akan melihat [LDV] dalam konteks keterkaitannya dengan apa yang diutarakan oleh Dan Brown sebagaimana ada didalam novel tersebut. Karena hal tersebut akan erat kaitannya dengan sejarah, dan sejarah membutuhkan sumber-sumber yang akurat.
Dalam tulisan ini, saya hanya ingin sedikit berbagi pikiran mengenai kebenaran seberapa hebatkah [LDV] yang dikenal oleh seluruh orang didunia? Jawaban mutlak pasti tersaji, oleh karena banyaknya karya-karya seni yang dihasilkan oleh [LDV] semisal Monalisa, The Battle of Angghiari - unknown - dsb. Selain didalam bidang seni yang - saya sendiri tak mempertanyakan kembali kehebatannya - [LDV] juga dikenal dunia sebagai penemu hebat pada zamannya. [LDV] menemukan hal baru pada zamannya seperti baju selam, helikopter dan alat terbang. Sebagian orang mungkin akan berkata bahwa tidak ada seorangppun yang bisa melampaui zamannya, tak seorangpun yang serupa dengannya pada waktu itu.
Namun kedua contoh terakhir inilah yang pada akhirnya akan menimbulkan pertanyaan bagi orang skeptis, karena sejarah yang mungkin tidak berjalan seiringan dengan waktu telah membuat orang-orang skeptis mulai mempertanyakan kembali keshahihan [LDV] sebagai penemu dengan fakta-fakta yang dikumpulkan oleh mereka.
Leonardo dianggap banyak orang pada waktu itu sebagai seorang yang jenius pada zaman renaissance, dia terlahi bak diberi bakat oleh Tuhan dan Alam membimbingnya. Tak heran beberapa ilmuwan banyak yang berbicara bahwasanya [LDV] dianggap sebagai Tuhan-nya Renaissance.
[LDV] dilahirkan pada abad ke 14, tepatnya pada 15 April 1452 – meninggal di Clos Lucé, Perancis, 2 Mei 1519 pada umur 67 tahun) di Vinci, propinsi Firenze, Italia, [LDV] juga seorang arsitek, musisi, penulis, pematung, dan pelukis Renaisans Italia. Ia digambarkan sebagai arketipe "manusia renaisans" dan sebagai jenius universal. (Wikipedia)
Awal mula nama [LDV] dikenal luas oleh khalayak adalah pada waktu pemerintahan jatuh kepada Sporza, [LDV] yang sudah dikenal sebagai seniman ulung mendapatkan undangan dari raja yang berkuasa pada waktu itu, keinginan sang raja adalah untuk menghiasi istana-istana yang ada dikerajaan. Dan pada masa di kerajaan lah [LDV] bertemu dengan ahli matematika yang ia kagumi yaitu Luca Pacioli. Pertemuannya dengan Pacioli adalah suat anugerah, karena mereka berdua pada akhirnya akan melahirkan satu karya penting dari hasil kombinasi pemikiran [LDV] dan Pacioli yaitu De divina proportione.
Sejarawan yang skpetis untuk menerima bahwa bukan hanya [LDV] orang pertama yang menciptakan penemuan-penemuan baru yang telah disebutkan diatas. Namun terdapat orang-orang sebelum [LDV] yang menginspirasi atau diketahui oleh [LDV] itu sendiri. Para Ilmuwan, sejarawan dan arkeolog dengan beberapa sumbernya menemukan bahwa memang benar adanya ilmuwan-ilmuwan serta manuskrip-manuskrip yang bisa dijadikan fakta bahwa bukan hanya [LDV] yang disebut sebagai penemu.
Tidak jauh sebelum [LDV] terlahir kedunia, telah ada ilmuwan penting yang hidup pula pada masanya, dia adalah Mariano Taccola. Sebagaimana [LDV] Taccola adalah seorang jenius yang telah melahirkan beberapa karya-karya sebagai penemuan terbaru pada zamannya. Termasuk pada karya-karya Taccola ternyata mempunyai kemiripan dengan gambar yang dilukis oleh [LDV] didalam catatannya, seperti baju selam dan alat terbang.
Meskipun kebanyakan orang berpendapat bahwa gambar yang terdapat pada catatan [LDV] lebih detail dan lebih lengkap dari gambar-gambar yang dibuat oleh Mariano taccola tapi sebagian ilmuwan mempercayai bahwa kemungkinan besar [LDV] telah terinspirasi oleh Mariano Taccola. Walaupun tidak adanya suatu bukti yang konkret mengenai hal ini tapi para ilmuwan pada akhirnya menemukan kembali fakta bahwa kemungkinan Fernando Di Geargio lah - sahabat [LDV] - yang mengenalkan karya-karya Taccola kepada [LDV] (Picturing Machines 1400-1700 - Leonardo Da Vinci Explanation)
Hal ini senada dengan yang dipublikasikan oleh tulisan mitpress bahwasanya:
Lebih lanjut lagi:
Dengan adanya bukti-bukti yang bisa diungkapkan oleh para ilmuwan diatas, kita bisa mengetahui bahwa mungkin ada suatu proses enkulturisasi, cerita yang menyambung, ilmu yang berjalan, yang akhirnya sampai kepada [LDV] yang ditasbihkan sebagai seorang manusia yang dikenal dunia pada saat ini.
Didalam tulisan yang singkat ini, saya tidak akan melihat [LDV] dalam konteks keterkaitannya dengan apa yang diutarakan oleh Dan Brown sebagaimana ada didalam novel tersebut. Karena hal tersebut akan erat kaitannya dengan sejarah, dan sejarah membutuhkan sumber-sumber yang akurat.
Dalam tulisan ini, saya hanya ingin sedikit berbagi pikiran mengenai kebenaran seberapa hebatkah [LDV] yang dikenal oleh seluruh orang didunia? Jawaban mutlak pasti tersaji, oleh karena banyaknya karya-karya seni yang dihasilkan oleh [LDV] semisal Monalisa, The Battle of Angghiari - unknown - dsb. Selain didalam bidang seni yang - saya sendiri tak mempertanyakan kembali kehebatannya - [LDV] juga dikenal dunia sebagai penemu hebat pada zamannya. [LDV] menemukan hal baru pada zamannya seperti baju selam, helikopter dan alat terbang. Sebagian orang mungkin akan berkata bahwa tidak ada seorangppun yang bisa melampaui zamannya, tak seorangpun yang serupa dengannya pada waktu itu.
Namun kedua contoh terakhir inilah yang pada akhirnya akan menimbulkan pertanyaan bagi orang skeptis, karena sejarah yang mungkin tidak berjalan seiringan dengan waktu telah membuat orang-orang skeptis mulai mempertanyakan kembali keshahihan [LDV] sebagai penemu dengan fakta-fakta yang dikumpulkan oleh mereka.
Leonardo Da Vinci & Renassaince
Leonardo dianggap banyak orang pada waktu itu sebagai seorang yang jenius pada zaman renaissance, dia terlahi bak diberi bakat oleh Tuhan dan Alam membimbingnya. Tak heran beberapa ilmuwan banyak yang berbicara bahwasanya [LDV] dianggap sebagai Tuhan-nya Renaissance.
[LDV] dilahirkan pada abad ke 14, tepatnya pada 15 April 1452 – meninggal di Clos Lucé, Perancis, 2 Mei 1519 pada umur 67 tahun) di Vinci, propinsi Firenze, Italia, [LDV] juga seorang arsitek, musisi, penulis, pematung, dan pelukis Renaisans Italia. Ia digambarkan sebagai arketipe "manusia renaisans" dan sebagai jenius universal. (Wikipedia)
Awal mula nama [LDV] dikenal luas oleh khalayak adalah pada waktu pemerintahan jatuh kepada Sporza, [LDV] yang sudah dikenal sebagai seniman ulung mendapatkan undangan dari raja yang berkuasa pada waktu itu, keinginan sang raja adalah untuk menghiasi istana-istana yang ada dikerajaan. Dan pada masa di kerajaan lah [LDV] bertemu dengan ahli matematika yang ia kagumi yaitu Luca Pacioli. Pertemuannya dengan Pacioli adalah suat anugerah, karena mereka berdua pada akhirnya akan melahirkan satu karya penting dari hasil kombinasi pemikiran [LDV] dan Pacioli yaitu De divina proportione.
Ilmuwan-Ilmuwan Sebelum Leonardo Da Vinci
Sejarawan yang skpetis untuk menerima bahwa bukan hanya [LDV] orang pertama yang menciptakan penemuan-penemuan baru yang telah disebutkan diatas. Namun terdapat orang-orang sebelum [LDV] yang menginspirasi atau diketahui oleh [LDV] itu sendiri. Para Ilmuwan, sejarawan dan arkeolog dengan beberapa sumbernya menemukan bahwa memang benar adanya ilmuwan-ilmuwan serta manuskrip-manuskrip yang bisa dijadikan fakta bahwa bukan hanya [LDV] yang disebut sebagai penemu.
Tidak jauh sebelum [LDV] terlahir kedunia, telah ada ilmuwan penting yang hidup pula pada masanya, dia adalah Mariano Taccola. Sebagaimana [LDV] Taccola adalah seorang jenius yang telah melahirkan beberapa karya-karya sebagai penemuan terbaru pada zamannya. Termasuk pada karya-karya Taccola ternyata mempunyai kemiripan dengan gambar yang dilukis oleh [LDV] didalam catatannya, seperti baju selam dan alat terbang.
Meskipun kebanyakan orang berpendapat bahwa gambar yang terdapat pada catatan [LDV] lebih detail dan lebih lengkap dari gambar-gambar yang dibuat oleh Mariano taccola tapi sebagian ilmuwan mempercayai bahwa kemungkinan besar [LDV] telah terinspirasi oleh Mariano Taccola. Walaupun tidak adanya suatu bukti yang konkret mengenai hal ini tapi para ilmuwan pada akhirnya menemukan kembali fakta bahwa kemungkinan Fernando Di Geargio lah - sahabat [LDV] - yang mengenalkan karya-karya Taccola kepada [LDV] (Picturing Machines 1400-1700 - Leonardo Da Vinci Explanation)
Hal ini senada dengan yang dipublikasikan oleh tulisan mitpress bahwasanya:
The Sienese artist-engineer Mariano Taccola left behind five books of annotated drawings, presently in the collections of the state libraries of Florence and Munich. Taccola was well known in Siena, and his drawings were studied and copied by artists of the period, probably serving as models for Leonardo da Vinci's notebooks. However, his work has received little attention from scholars and students in recent times. The author, a sculptor, has long been interested in Taccola's drawings for his studio projects. Although Taccola lacked the fine drawing hand displayed by many of his contemporaries, his inventive work may appeal especially to viewers today. Based on examination of the original drawings, the author discusses the qualities that make Taccola's drawings unique and considers what Taccola's intentions may have been in making them. (Mitpress)
Lebih lanjut lagi:
His documents contained many designs that would influence people long after his death. Taccola had influences on many later devices, and it is believed that Taccola’s writings encouraged the construction of waterways in Siena that allowed for a supply of drinking water. It is also believed that his works influenced other great engineers including Francesco di Giorgio Martini and Leonardo da Vinci. Taccola’s works on gear systems and lifting devices are believed to have influenced the work of Brunelleschi when he designed the dome for the Florence Cathedral. (History of Science)
Dengan adanya bukti-bukti yang bisa diungkapkan oleh para ilmuwan diatas, kita bisa mengetahui bahwa mungkin ada suatu proses enkulturisasi, cerita yang menyambung, ilmu yang berjalan, yang akhirnya sampai kepada [LDV] yang ditasbihkan sebagai seorang manusia yang dikenal dunia pada saat ini.
Ilmuwan Islam Sebelum Leonardo Da Vinci
Subjudul diatas ini mungkin akan terlihat begitu membingungkan anda sebahagian, bila benar, saya bolehkan anda untuk bertanya dikolom komentar dibawah. Tapi saya harap sebelum kebingungan anda tercurah pada kolom komentar, mungkin pembahasan singkat mengenai Ilmuwan Islam sebelum [LDV] ini akan membuat anda mengetahui jawaban untuk menghilangkan kebingungan tersebut.
Pertanyaan pertama yang harus diajukan dan dijelaskan pastinya adalah, adakah peradaban islam yang begitu megah dan mencapai puncaknya pada masa lalu. Dan jawabannya adalah ya, memang betul ada!
Islam dan peradabannya telah kita ketahui dengan baik pernah menjadi pusat dari bumi ini, artinya terdapat suatu kedigdayaan yang pernah dialami oleh Agama islam dan Peradabannya pada zaman dulu. Antara lain pada (sek. 750 M - sek. 1258 M) adalah masa ketika para filsuf, ilmuwan, dan insinyur di Dunia Islam menghasilkan banyak kontribusi terhadap perkembangan teknologi dan kebudayaan, baik dengan menjaga tradisi yang telah ada ataupun dengan menambahkan penemuan dan inovasi mereka sendiri. (Wikipedia)
Ibnu Khaldun didalam teori siklus peradaban pernah memaparkan bahwasaya keahlian atau ilmu biasanya terlahir pada masa peradaban berada pada titik jayanya. Dan itulah yang dialami oleh peradaban islam pada 750-1258, dengan banyaknya ilmu-ilmu, keahlian yang ada pada waktu tersebut.
Dari masa waktu kedigdayaan peradaban Islam diatas, muncul satu ilmuwan penting asal spanyol yaitu Ibnu Firnas. Abbas Ibn Firnas (810–887 A.D.), also known as Abbas Abu Al-Qasim Ibn Firnas Ibn Wirdas al-Takurini and عباس بن فرناس (Arabic language), was a Muslim Andalusian polymath:[1][2] an inventor, engineer, aviator, physician, Arabic poet, and Andalusian musician.[2] Of Berber descent, he was born in Izn-Rand Onda, Al-Andalus (today's Ronda, Spain), and lived in the Emirate of Córdoba. He is known for an early attempt at aviation. (Wikipedia)
Ibnu Firnas juga terkenal sebagai salah satu penemu alat terbang yang sama halnya dengan hasil karya Ferdinand Di Georgio, Mariano taccola dan [LDV]. Tapi salah satu yang membedakan Ibnu Firnas dengan mereka adalah Ibnu Firnas telah terlebih dahulu lahir dari ilmuwan-ilmuwan renessaince.
Bukan hal yang tak mungkin bahwa Ibnu Firnas dan karya-nya telah mempengaruhi orang-orang renaissance yang dikenal sebagai ketiga ilmuwan diatas. Seperti yang kita tahu bahwsanya ketika kejayaan Islam berlangsung di Spanyol, terdapat banyak sekali orang-orang non muslim yang belajar kepada lembaga-lembaga pendidikan yang ada dispanyol.
Banyak buku-buku pengetahuan yang diterjemah ulang kedalam bahasa mereka dan menjadi panduan yang dipakai berapa abad lamanya. Bahkan ada seorang ilmuwan barat yang terkenal yaitu Roger bacon yang banyak terpengaruh oleh Ibnu Firnas.
Didalam salah satu artikel yang ditulis oleh ilmuwan muslim - mu'alaf- dunia pernah mengatakan bahwa:
Kutipan diatas menyiratkan kepada kita bahwa Ibnu Firnas juga mempengaruhi seorang biarawan kristen yang terkenal yaitu Eilmer of Malmesbury. Eilmer menjadi terkenal karena percobaannya yang terbang memakai alat terbang buatannya melandas jauh dari atap gereja yang tingginya mencapai 25 meter dan melandas jauh 250 meter dari keberangkatannya, meskipun pada akhirnya ia harus kehilangan kedua kakinya karena lmpuh semenjak kejadian itu. Salah satu acara televisi yang selalu khusus membuat film dokumenter menyebutkan bahwa Eilmer kemungkinan besar mempengaruhi orang-orang seperti Maurino Taccola, Ferdinand De Georgio dan [LDV].
Telah kita dapati bahwasanya terdapat suatu rangkaian yang mungkin telah menemukan pusatnya bila kita berpikir dan bergerak secara mendalam kalau berhubungan dengan sejarah. Dalam artian kita harus terlebih dahulu menanamkan sifat ingin bertanya apakah benar sejarahnya begini, atau adakah kisah lain dibelakang sejarah yang kita tonton dan kita tahu?
Begitulah ketika saya pertama kali membaca dan menonton sejarah [LDV] dan beberapa penemuannya. Yang pertama kali terbesit dalam pikiran saya adalah apakah dia benar-benar yang pertama? Apakah tidak ada ilmuwan dari kalangan muslim - yang patut kita sanjung - seperti [LDV]? Mengapa ilmuwan yang berasal dari barat juga bisa skeptis terhadap [LDV] sedangkan kita tidak? Setelah mencari tahu kebenarannya dan mencari data, sumber untuk menguatkannya sekarang saya tahu bahwa - Abbas ibn Firnas, who made the first attempt of human flight in the 9th century, using adjustable wings covered with feathers - (1000 years of missing science)
Nah yang menjadi pertanyaan sekarang, bagaimana caranya mengembalikan peradaban yang dahulu pernah menghampiri Islam dizaman sekarang, yang notabennya banyak dikuasai oleh orang-orang barat?
Pertanyaan pertama yang harus diajukan dan dijelaskan pastinya adalah, adakah peradaban islam yang begitu megah dan mencapai puncaknya pada masa lalu. Dan jawabannya adalah ya, memang betul ada!
Islam dan peradabannya telah kita ketahui dengan baik pernah menjadi pusat dari bumi ini, artinya terdapat suatu kedigdayaan yang pernah dialami oleh Agama islam dan Peradabannya pada zaman dulu. Antara lain pada (sek. 750 M - sek. 1258 M) adalah masa ketika para filsuf, ilmuwan, dan insinyur di Dunia Islam menghasilkan banyak kontribusi terhadap perkembangan teknologi dan kebudayaan, baik dengan menjaga tradisi yang telah ada ataupun dengan menambahkan penemuan dan inovasi mereka sendiri. (Wikipedia)
Ibnu Khaldun didalam teori siklus peradaban pernah memaparkan bahwasaya keahlian atau ilmu biasanya terlahir pada masa peradaban berada pada titik jayanya. Dan itulah yang dialami oleh peradaban islam pada 750-1258, dengan banyaknya ilmu-ilmu, keahlian yang ada pada waktu tersebut.
Dari masa waktu kedigdayaan peradaban Islam diatas, muncul satu ilmuwan penting asal spanyol yaitu Ibnu Firnas. Abbas Ibn Firnas (810–887 A.D.), also known as Abbas Abu Al-Qasim Ibn Firnas Ibn Wirdas al-Takurini and عباس بن فرناس (Arabic language), was a Muslim Andalusian polymath:[1][2] an inventor, engineer, aviator, physician, Arabic poet, and Andalusian musician.[2] Of Berber descent, he was born in Izn-Rand Onda, Al-Andalus (today's Ronda, Spain), and lived in the Emirate of Córdoba. He is known for an early attempt at aviation. (Wikipedia)
Ibnu Firnas juga terkenal sebagai salah satu penemu alat terbang yang sama halnya dengan hasil karya Ferdinand Di Georgio, Mariano taccola dan [LDV]. Tapi salah satu yang membedakan Ibnu Firnas dengan mereka adalah Ibnu Firnas telah terlebih dahulu lahir dari ilmuwan-ilmuwan renessaince.
Bukan hal yang tak mungkin bahwa Ibnu Firnas dan karya-nya telah mempengaruhi orang-orang renaissance yang dikenal sebagai ketiga ilmuwan diatas. Seperti yang kita tahu bahwsanya ketika kejayaan Islam berlangsung di Spanyol, terdapat banyak sekali orang-orang non muslim yang belajar kepada lembaga-lembaga pendidikan yang ada dispanyol.
Banyak buku-buku pengetahuan yang diterjemah ulang kedalam bahasa mereka dan menjadi panduan yang dipakai berapa abad lamanya. Bahkan ada seorang ilmuwan barat yang terkenal yaitu Roger bacon yang banyak terpengaruh oleh Ibnu Firnas.
Roger Bacon is credited with drawing a flying apparatus as is Leonardo da Vinci. Actually Ibn Firnas of Islamic Spain invented, constructed, and tested a flying machine in the 800's A.D. Roger Bacon learned of flying machines from Arabic references to Ibn Firnas' machine. The latter's invention antedates Bacon by 500 years and Da Vinci by some 700 years. (Invention by Muslim)
Didalam salah satu artikel yang ditulis oleh ilmuwan muslim - mu'alaf- dunia pernah mengatakan bahwa:
The American historian Lynn White digs deeper and finds that "a successful glider flight was made in the year 875 by a Moorish inventor named Ibn Firnas living in Cordoba, Spain" and furthermore, states, "It's entirely possible that word of Ibn Firnas's flight was brought to Eilmer of Malmesbury (another inventor of flight and a member of the Benedictine order) by returning Crusaders." In 1010 Eilmer then attempted to fly himself and subsequently succeeded in flying the length of two football fields using an apparatus similar to that of Firnas. And although Firnas did not leave any flight instructions for his predecessors in Andalusia, it is believed that his influence may have reached these other areas in Europe including where Eilmer lived. (FLYERS: BEFORE LEONARDO DA VINCI)
Kutipan diatas menyiratkan kepada kita bahwa Ibnu Firnas juga mempengaruhi seorang biarawan kristen yang terkenal yaitu Eilmer of Malmesbury. Eilmer menjadi terkenal karena percobaannya yang terbang memakai alat terbang buatannya melandas jauh dari atap gereja yang tingginya mencapai 25 meter dan melandas jauh 250 meter dari keberangkatannya, meskipun pada akhirnya ia harus kehilangan kedua kakinya karena lmpuh semenjak kejadian itu. Salah satu acara televisi yang selalu khusus membuat film dokumenter menyebutkan bahwa Eilmer kemungkinan besar mempengaruhi orang-orang seperti Maurino Taccola, Ferdinand De Georgio dan [LDV].
Kesimpulan dan Rekomendasi
Telah kita dapati bahwasanya terdapat suatu rangkaian yang mungkin telah menemukan pusatnya bila kita berpikir dan bergerak secara mendalam kalau berhubungan dengan sejarah. Dalam artian kita harus terlebih dahulu menanamkan sifat ingin bertanya apakah benar sejarahnya begini, atau adakah kisah lain dibelakang sejarah yang kita tonton dan kita tahu?
Begitulah ketika saya pertama kali membaca dan menonton sejarah [LDV] dan beberapa penemuannya. Yang pertama kali terbesit dalam pikiran saya adalah apakah dia benar-benar yang pertama? Apakah tidak ada ilmuwan dari kalangan muslim - yang patut kita sanjung - seperti [LDV]? Mengapa ilmuwan yang berasal dari barat juga bisa skeptis terhadap [LDV] sedangkan kita tidak? Setelah mencari tahu kebenarannya dan mencari data, sumber untuk menguatkannya sekarang saya tahu bahwa - Abbas ibn Firnas, who made the first attempt of human flight in the 9th century, using adjustable wings covered with feathers - (1000 years of missing science)
Nah yang menjadi pertanyaan sekarang, bagaimana caranya mengembalikan peradaban yang dahulu pernah menghampiri Islam dizaman sekarang, yang notabennya banyak dikuasai oleh orang-orang barat?
Ilmuwan Islam tertantang oleh perkataan-perkataan Allah di dalam Quran, gan.. Karena mereka percaya bahwa Quran itu benar, makanya mereka benar-benar serius dalam berilmu pengetahuan. :)
ReplyDeleteNice post gan...
Mengembalikan peradaban Islam?
ReplyDeleteYa diperjuangkan....
Jika seorang manusia, ahli, hamba Allah, lahir ke dunia seperti Ibnu Firnas
Pertanyaaannya:
-Apa motivasi Ibnu Firnas shg mau bersungguh-sungguh menghasilkan maha karya?
-Metode pendidikan seperti apa yang didapatkan dan dilalui Ibnu Firnas, sehingga menjadi 'sesuatu'?
-Bagaimana lingkungan tempat Ibnu Firnas hidup?
-Siapa pemimpin pada masa Ibnu Firnas hidup, sehingga sebagai warga negara, beliau punya akses dan mendapat fasilitas dan seabrek kesempatan untuk bisa menghasilkan 'sesuatu'?
-Sistem pendidikan yang bagaimana yang membuat penguasa pada masa Ibnu Firnas hidup begitu concern terhadap sains dan teknologi?
-Sistem aturan apa dan bagaimana yang digunakan pemimpin pada masa Ibnu Firnas hidup untuk mengatur para ilmuwan pun rakyatnya secara umum?
-Berarti pemimpin pada masa Ibnu Firnas hidup bahkan Ibnu Firnas sendiri adalah seorang yang visioner yang tidak melepaskan dunia dengan Islam sebagai keyakinannya...
Berarti Islam bukan sekedar agama yang mengatur ibadah ritual.
Berarti Islam pernah dipakai sebagai sistem kehidupan!
- Kerajaan Islam.... imperium ISlam...
saya ga setuju dgn kata-kata itu....
- Saya setuju dengan "Sistem Khilafah ISlam"
-Inilah yang harus kita perjuangkan....
-Karena kebangkitan Islam adalah janji Allah..
-Kebangkitan itu artinya Islam akan memimpin lagi peradaban dunia
-Memimpin peradaban dunia,artinya adanya kepemimpinan Islam global...
-Kepemimpinan Islam global artinya negaranya adidaya donk!
-Mungkin?
Yakin.... bi idznillah
Allahu Akbar!
Kita memang harus tahu bahwasannya orang barat misalnya Amerika menjadi Negeri adikuasa saat ini itu berkat Ilmuwan n cendekiawan Muslim, ketika dulu Islam mencapai puncak keemasan dan kejayaannya jauh sebelum Negeri Barat belumlah lahir dan tak sedikit orang-orang barat (nonmuslim)belajar berbagai bidang Ilmu dari Ilmuiwan Muslim, namun kini faktanya lain, seakan-akan penemu-penemu teknologi yang begitu canggih sekarang ini berasal dari Ilmuwan Barat, mereka tak mengakui betapa besarnya hasil dan buah fikiran ilmuwan muslim yang tiada ternilai banyaknya, menurut saya orang-orang barat terkenal licik
ReplyDeleteKita memang harus tahu bahwasannya orang barat misalnya Amerika menjadi Negeri adikuasa saat ini itu berkat Ilmuwan n cendekiawan Muslim, ketika dulu Islam mencapai puncak keemasan dan kejayaannya jauh sebelum Negeri Barat belumlah lahir dan tak sedikit orang-orang barat (nonmuslim)belajar berbagai bidang Ilmu dari Ilmuiwan Muslim, namun kini faktanya lain, seakan-akan penemu-penemu teknologi yang begitu canggih sekarang ini berasal dari Ilmuwan Barat, mereka tak mengakui betapa besarnya hasil dan buah fikiran ilmuwan muslim yang tiada ternilai banyaknya, menurut saya orang-orang barat terkenal licik
ReplyDelete@Harmony Magazine
ReplyDeleteItulah yang saya maksud :)
Makasih bang atas kunjungannya yah.
@Anonim
ReplyDeleteIni bagaimana sih pertanyaannya? Saya kurang mendapat hal yang jelas hhe
Dari awal kata-kata sampai akhir keduanya kontradiksi. Tapi makasih yah sudah berkunjung.
@dea Dea, saya sepakat juga dengan pemikiran anda. Sekarang kalau kita ingin mengembalikannya kembali maka harus bisa belajar dan mengembangkan. Jangan hanya diajarkan :)
ReplyDelete