Dewi Sartika dan Muhammadiyah

Dewi Sartika dan Muhammadiyah


Pertanyaannya adalah memang apakah ada hubungan antara Raden Dewi Sartika dengan organisasi keagamaan Muhammadiyah? 

Jawabannya adalah ada. Keduanya, baik Dewi Sartika dan Organisasi Muhammadiyah, adalah  penggerak dalam hal mencerahkan umat. Namun bedanya, Dewi Sartika lebih banyak beroperasi di Bandung, sedangkan Muhammadiyah pertama kali dikenal di Yogyakarta. 

Seperti yang kita ketahui, dalam banyak literatur sejarah, bahwa Raden Dewi Sartika adalah srikandi yang berjuang dalam mencerahkan masyarakat dalam dunia pendidikan. Sakola Kaoetamaan Istri menjadi bukti komitmen Sartika untuk bangsa pada waktu itu.

Begitu juga dengan organisasi Muhammadiyah yang didirikan oleh Ahmad Dahlan, yang dari awal didirikannya adalah fokus untuk mengubah masyarakat melalui pendidikan.

Kembali lagi pada hubunganya dengan Muhammadiyah, secara khusus, dalam catatan sejarah yang saya temui ternyata Dewi Sartika pernah diusulkan untuk menjadi anggota dari salah satu organisasi Muhammadiyah bagian istri, yakni Aisyiyah.

Fakta sejarah ini tercatat dalam notulen dan dalam surat kabar harian Sipatahoenan pada bulan Januari 1936. Dimana ketika Muhammadiyah pertama kali diperkenalkan di Bandung, untuk Muhammadiyah bagian Istri, akan diserahkan kepada Dewi Sartika Soerawinata.

Tokoh Terkenal dalam Formasi Muhammadiyah Pertama di Bandung

Rasanya memang tidak mengherankan kalau ternyata para penggerak pertama organisasi Muhammadiyah di Bandung adalah tokoh-tokoh penting. 

Sebut saja Rifaudin Soetalaksana yang dikenal sebagai Mubaligh dan juga politisi dari PUI. Ada juga pengarang kondang yang bernama Soetan Parang Boestami, sastrawan dan ayah dari Sjaugie.

Ada juga Hasan Ali Soerati yang sebelum datang ke Bandung telah malang melintang dijagat perpolitikan, bersama dengan Sarekat Islamnya, dan organisasi Muhammadiyah. Ia juga merupakan sahabat, sekaligus yang mengajak, Tjokroaminoto untuk bergerak di SI.

Lalu ada juga seorang tokoh yang bernama Bakrie Soeraatmadja yang kita kenal saat ini sebagai bapak pers Indonesia. Dalam catatan sejarah, Bakrie ini juga mempunyai andil dalam membesarkan organisasi Muhammadiyah diawal keberadaannya di Bandung.

Sipatahoenan. 31 Januari 1936. "Moehammadijah Bandoeng" No. 25.

Post a Comment