Antara Film Al Kautsar dan Film Adegan Ranjang

Mengenai sejarah perfilman di Indonesia, sudah banyak ditulis dalam beberapa buku. Dari awal mula Belanda memperkenalkannya pada tahun 1900 sampai perkembangannya pada periode pemerintahan Suharto atau lazim disebut juga dengan periode orde baru. Pada perpindahan zaman tersebut, film telah mengalami dinamika yang sungguh beragam. Semenjak diperkenalkan oleh Belanda, dengan film dokumenter yang bisu dan juga hanya berupa dokumenter mengenai kehidupan nyonya Belanda yang ada di Hindia Belanda saja sampai berkembang pula film yang dibuat oleh orang pribumi, film telah mengalami banyak perubahan baik secara jalan cerita atau para penggeraknya.

Yang menarik dan kiranya patut dicatat oleh kita adalah dengan adanya torehan sejarah perfilman Indonesia yang pernah dihiasi dengan film-film yang dihiasi oleh film yang mempertontonkan adegan ranjang. Padahal secara kependudukan, Indonesia adalah salah satu negara yang mempunyai penduduk agama Islam terbesar di Asia dan bahkan di seantero dunia.

Banyak faktor yang bisa dikatakan sebagai penyebab maraknya film adegan ranjang pada waktu itu, salah satunya yah tidak lain motif ekonomi, yakni ketika pembuatnya hanya mempunyai niat bisnis saja dalam menciptakan sebuah film. Selain itu faktor lain yang bisa dikatakan sebagai penyebab maraknya film-film adegan ranjang tersebut yakni dikucilkannya peran agama Islam yang pada waktu itu tidak mempunyai hubungan harmonis dengan pemerintahan. Hal tersebut berimbas pada beberapa kebijakan yang menyudutkan agama Islam, termasuk salah satunya kebijakan film yang berbau agama Islam.

Hikmah Al Kautsar Pada Waktu Itu


Dalam sebuah koran yang terbit pada tahun 1977, yaitu ketika film Al Kautsar pertama kali ditayangkan, diterangkan mengenai pentingnya kehadiran film-film yang berbau Islam pada waktu itu banyak dipenuhi oleh film-film adegan Sex. Dikatakan bahwa pada rentang tahun tersebut ukuran kesuksesan sebuah film itu bukan hanya ditentukan oleh aktor yang top, film adegan ranjang yang berlebihan dan disutradarai oleh sutradara terkenal, melainkan juga bisa dilihat dari penyajian yang mantap yang kiranya seperti yang telah dilakukan oleh Chaerul Umam dalam film Al Kautsar.

Agaknya penulis koran tersebut menekankan bahwa sutradara-sutradara yang hanya memikirkan bonafidenya saja tidak terlalu mempunyai penyajian yang benar-benar mantap, mereka hanya terlalu fokus pada bagaimana caranya agar menarik masa untuk menonton film ini dan tak perduli bagaimana sisi negatif yang dimunculkan akibat film tersebut.

Film Al Kautsar itu sendiri merupakan film besutan Chaerul Umam yang ditayangkan pada tahun 1977. Isi cerita dalam film ini bisa dikatakan sangat tendesius, hal ini mengenai pembaharuan dalam agama Islam yang pada waktu itu dikatakan tengah mengalami kemunduran. Kedatangan seorang Rendra ke sebuah tempat menjadi awal mula konflik antara agama Islam yang tradisionalis dengan agama Islam yang dibawa Rendra yang lebih berfaham modern.

Bagi yang berminat mengunduh koran yang diterbitkan pos kota minggu pada tahun 1977, bisa menghubungi admin atau silahkan isi komentar dibawah. alert-warning

By: Muhammad Zaki Al Aziz

Hai, selamat datang di website personal saya. Perkenalkan nama saya Muhammad Zaki Al Aziz, asli dari Bandung. Dulu pernah sekolah di Darul Arqam, Sastra Inggris S1 dan Sejarah Kebudayaan Islam S2 UIN. Sekarang saya adalah seorang Guru di MBS di Bandung.

Post a Comment

Post a Comment