Kolonialisme Dalam Around The World in 80 Days?

Buku ini mengisahkan perjalanan Fogg mengelilingi dunia dalam waktu 80 hari. Bersama Passepartout, Mr. Fix dan Aoda, Fogg mengarungi belahan bumi berserta dengan kisah yang beragam. Sekilas nampak kisah ini tidak menjelaskan apa-apa. Hanya sebuah perjalanan biasa orang Eropa untuk membuktikan bahwa luasnya bumi ini nampak semakin menyempit.

Namun bila melihat kembali pada seluruh isi cerita berserta pemahaman kontekstualnya, akan sedikit nampak ide-ide mengenai misalnya Orientalisme, Superioritas, Budaya kolonial atau bahkan romantisisme. Dalam salah satu chapter umpamanya disebutkan bahwa India memiliki banyak keanehan, pasar yang aneh, tarian aneh, Fix bercerita, dan diantaranya pembakaran seorang wanita ketika suami nya meninggal.

Melihat hal seperti itu muncul sosok Fogg yang berusaha untuk mendekonstruksi pemikiran yang dianggapnya tidak beradab. Karakter Fogg disini juga tentu sangat superior, bagi dia mungkin yang terlihat selama masa perjalanannya nampak salah. Ketika di Amerika, dalam perjalananya kereta yang ditumpangi oleh Fogg diserang oleh orang Indian. Apakah Vernes sengaja memasukan cerita ini untuk membuat gambaran orang Indian sangat tak beradab? Padahal peperangan itu sendiri dipicu oleh kolonialisme itu sendiri.

Pandangan seperti ini tentu tidak ahistoris. Kolonialisme setidaknya telah menanamkan kepada pihak yang terjajah pengalaman2 yang membuat mereka tak percaya diri. Beradab dan tidak beradab.

Terlepas dari semua itu yang paling utama adalah kisahnya itu sendiri menggambarkan Inggris dengan kekuasaannya saat itu. Revolusi industri telah membuat dunia semakin dekat, tidak seperti anggapan dulu lagi. Kesuksesan orang2 inggris telah membawa mereka kepada dunia yang dianggapnya antah berantah, seketika mereka mengetahui ada sebuah tempat yang dianggap surga, tidak banyak dari mereka yang melancong ke belahan timur Asia.