Peristiwa Sampang; Riak Disamudera Luas Atau Retak Di Bumi Samudera.











Kejadian sampang yang baru-baru ini mewarnai layar kaca dari pagi hari sampai dini hari benar-benar telah  menjadi buah bibir yang hangat untuk dibicarakan. Ini bukan kali pertama kita mendengar berita tersebut terjadi namun berita-berita yang serupa pun kerap selalu hadir dalam pemberitaan media TV di Indonesia.

Menyoroti fenomena yang sekarang banyak terjadi di Indonesia memang membuat kita harus mawas diri untuk selalu bertanya ada apa yang sedang terjadi di Negeri kita ini? Negeri yang katanya Gemah Ripah Loh Jinawi. Kenyataannya tak begitu sahaja tuan kalau melihat keadaan sekarang, kita lihat sajalah berita tentang kekerasan dalam bentuk masalah agama, bentrokan antara kedua suku, bentrokan antara dua kampong, bentrokan antara pemuda, bentrokan antara genk, bentrokan antara petani dan pengusaha dan masih ada bentrokan ataupun kejahatan yang sering terjadi pada umumnya.

Meskipun kita boleh bernafas lega oleh karena kejadian-kejadian tersebut tidak semua terjadi di wilayah Indonesia akan tetapi tidak menutup kemudian hal yang tidak diinginkan kelak akan terjadi diwilayah yang tidak kita kehendaki. Perubahan itu kadang kala tidak bisa terlihat dengan seksama oleh mata, seperti air yang menetes ke batu, walau ia tak sering dipandang mata kita namun  akhirnya batu itu kena akibatnya. Perubahan-perubahan itu sangatlah penting sekali untuk kita cermati bersama tuan!
Karena akibat yang terjadi apabila kita membiarkan hal itu membesar maka celakalah kita kena getahnya. Kita akan menjadi sebuah Negara yang terkotakan sehingga perpecahan pun barangkali akan menjadi suatu keniscayaan yang meledak menunggu waktu yang tepat.

Riak Disamudera Luas. Retak diBumi Samudera.

Ibnu Khaldun pernah mengatakan dalam sebuah tulisannya mengenai kehancuran sebuah Negara bahwasanya suatu kehancuran dalam Negara yang berpenduduk banyak akan senantiasa berjalan tidak secepat yang kita bayangkan melainkan secara berangsur.

Apa yang dinamakan solidaritas sosial olehnya yang tidak lain adalah sama sahaja dengan rasa kehendak bersatunya Sukarno menjadi suatu pesan penting bagi kita untuk menegakan persatuan dan kesatuan dalam menjalani kehidupan bernegara apabila kita tidak mengingkan sebuah keretakan.
Apabila hal tersebut telah Nampak pudar pada mata kita kelak sedikit demi sedikit yang tadinya permasalahan adalah hanya sebatas kuanttitas semata berubah menjadi sebuah kualitas yang patut kita perhitungkan dengan matang.

Permasalahan agama kita lihat saja sekarang, masalah yang menyangkut paut agama ini bukan main telah menjadi sajian-sajian yang selalu menjadi headlines news beberapa media besar di Indonesia. Kemarin sahaja sebelum peristiwa sampang meletus telah kita dapati permasalahan yang bersangkut pautan dengan agama yakni ketika menyangkut masalah Kepemimpinan di Jakarta, tak perlulah saya untuk menjelaskan disini secara detail.

Pun masih banyak lagi kekerasan agama baik yang berbentuk fisik ataupun berbentuk hanya berupa sindiran-sindiran dalam Tulisan yang melahirkan sebuah wacana yang luar biasa besar sekali yang menular pada prilaku-prilaku orang yang tak kritis ketika menyikapinya dalam kehidupan sehari-hari. Siapa yang tidak tahu bahwa konsumsi berita yang disajikan oleh media itu mendapat suatu tanggapan-tanggapan berbeda bagi masyarakat. Dan kian hari kian membesarlah apa yang diberitakannya tersebut. Orang mulai sinis terhadap salah satu agama tertentu.

Apabila dibiarkan dengan tidak adanya suatu tindakan yang benar-benar asli tindakan maka lihatlah suatu Negara yang sekarang tengah dilanda konflik yang hebat yang kita tahu bahwa akar permasalahannya adalah agama; tindakan semena-mena tentara Israel, tindakan semena-mena tentara Syria – yang bila dianalisis lebih jauh akan kita temukan bahwa permasalahannya ada pada kedua kubu yakni Sunni dan Syiah – dan adapulah yang kemaren sempat menjadi berita menyedihkan namun tak membuat Negara setoleransi aduhaipin berkutik yakni Permasalahan Rohingya.

Apa mau di Negara kita ini yang menginginkan hal itu terjadi? Saya rasa tuan-tuan bakal sama sependapat dengan saya, tidak setuju. Oleh karena itu kita jadikan sahaja Negara yang sedang mengalami konflik tersebut sebagai sebuah pelajaran. Saya menginkan suatu perdamaian, saya menginginkan suatu harmoni kehidupan yang didamba. 

Namun dibalik mimpi yang utopis itu saya pun harus legowo bahwa dalam sebuah sejarah proses kehidupan maka akan selalu ada yang namanya “Riak didalam samudera meski akan hilang riak itu padanya tapi kalau retak itu dibumi samuderanya tentu ceritanya akan lain lagi.”

Permasalahan yang berkaitan dengan Agama merupakan bagian dari beberapa bagian masalah yang besar di Indonesia ini. Sperti yang telah saya utarakan diatas tadi bahwa permasalahan bukan hanya terletak pada masalah agama sahaja melainkan meliputi bangsa yang mulai terpecah, terkotakan, ketidak puasan pada pemerintah, pemerintah yang korup, dan lain-lain.

Kontradiksi; Yang terlahir Akibat Berlawanan

Kita dapati sekarang permasalahan sampan sebagai sebuah pristiwa yang didalamnya mempunyai alur cerita yang benar-benar ada. Karena tak mungkin sahaja apabila peristiwa itu terjadi hanya karena omong kosong belaka. Pastilah ada sebab dibalik akibat itu.

Permasalahan yang terlahir secara sederhana adalah karena perbedaan pandangan antara kedua madzhab Agama Islam; Sunni dan Syiah. Ketika suatu perbedaanya tersebut telah mencapai batas yang tak terbendung maka muncul suatu kontradiksi, oleh karena ada suatu hal yang tidak sesuai atau ada suatu hal yang berlawanan. Mau tidak mau salah satu dari kedua golongan yang berlawanan itu akan saling bergesekan dan dalam kasus yang sekarang terjadi maka peristiwa sampangpun pasti tak terelakan.
Dan lagi-lagi kalau tidak ada suatu tindakan tegas untuk menyelesaikan permasalhan diatas - yang tidak serampangan dalam menegakan hukum – maka taka nada suatu pembelajaran yang berarti yang bisa dilakukan kelak hari.

Peristiwa macam ini mungkin akan menjadi sebuah peristiwa yang melingkar, terus menerus bergulir tanpa adanya suatu perbaikan yang mempuni. Meskipun demikian saya masih percaya terhadap pemimpin pemerintahan Indonesia yang menjungjung tinggi nilai-nilai pancasila. Untuk benar-benar mampu menyikapi dan menyelesaikan permasalahan ini khususnya dan umumnya permasalahan yang lainnya dengan sesegera mungkin. Dan kita sebagai rakyat janganlah pula ikut campur dengan memperkeruh keadaan semakin kelam, sebaliknya kita harus bisa bersikap bijaksana dengan menyikapinya.

*Silahkan berkomentar..