Analisis Poskolonialisme dalam acara National Geographic Channel.


Pertentangan antara budaya barat dan timur memang selalu berbentur dengan keadaan sebenarnya, dimana latar belakang keduanya sangat mempengaruhi perkembangan bagi negaranya masing-masing. Khususnya orang-orang barat yang pada dari dulu rajin mencari sumber kekayaan dari dunia timur dan akhirnya menjadi sebuah koloni, kata lain yang bisa dikatakan adalah "menjajah". Akan tetapi kedatangan orang-orang barat ke dunia timur yang pada awalnya untuk menjadi koloni banyak disalah gunakan dengan exploitasi dari mereka sendiri. Lantas keadaan ini sangat merugikan tuan rumah itu sendiri, meskipun tidak disadari secara langsung akan tetapi dampak seperti ini akan terasa setelah paska kolonialisme ada.

Poskolonialisme adalah keadaan paska colonial, dampak yang terlahir sebab colonial dari imperium barat. Dampak ketidaksukaan orang-orang timur akan kewewenangan orang barat dinegerinya sendiri. Orang-orang barat seolah-olah menjadi orang penting dengan perkembangan Negara yang mereka tempati pada waktu itu. Hegel mengatakan dalam bukunya yang berjudul the philosophy history ‘Afrika tidak memiliki sejarah sama sekali, sama juga dengan pernyataan Marx yang mengatakan India juga seperti itu. Ini berarti menunjukan pada kita bahwa adanya ratu andil yang akan membawa Negara tersebut kepada perubahan. Adalah orang-orang barat yang mempunyai power untuk melakukan hal tersebut, bukan hanya menguasai kekayaan dan sumber daya manusia, akan tetapi mereka juga mulai rajin menyebarkan pemikiran mereka secara tidak langsung. 

Meskipun secara tidak langsung dampak ini akan mempengaruhi cara pikir, akan tetapi Edward Said melihat bahwa hal ini bukanlah sebagai suatu hal yang wajar karena pada prosesnya, warga negara yang berada dalam negara poskolonial atau rata-rata berada di timur, memiliki kondisi psikologis yang berbeda pula dari negara-negara dunia pertama.

Kini masih bisa terasa bahwa wacana orang-orang barat selalu dirajakan ketika datang pada Negara yang pernah dijajah oleh negaranya, salah satu contoh yang akan saya analisis yang terdapat dalam acara National Geographic Adventure dengan acara wild Africa. 

National Geographic Adventure adalah salah satu channel tv terkenal di Amerika, yang banyak menyajikan hal-hal yang tidak diketahui kita sebelumnya, dan memberi ilmu-ilmu baru untuk kita semua. Namun yang tidak kita sadari dalam hal ini adalah kita tidak mengetahui bahwa mereka menjadikan kekuasaan mereka untuk pergi semena-mena ke Negara yang mereka tuju, seperti dalam contoh diatas, dalam acara Wild Africa. Acara yang menyajikan dunia binatang yang ada di Africa pada kita, Africa adalah salah satu surganya hutan didunia. Banyak orang-orang barat melakukan penelitian keilmiahan mereka dengan datang secara langsung ke lokasi, menemukan hal-hal baru. 

Dalam wild Africa diceritakan datangnya orang-orang barat berserta senjata-senjatanya yang antara lain, peralatan modern, kamera modern, foto modern, serta pemikiran modern. Bukan tidak mungkin kita berpikir apakah mereka mengetahui jalan-jalan yang harus mereka lewati dan jalan mana yang tidak seharusnya mereka lewati?!. Oleh karena itu mereka membutuhkan orang-orang pribumi yang akan dijadikan guide. Meskipun pada akhirnya mereka mempunyai kompas berjalan, akan tetapi hal lain muncul dan membuat merinding, bahwasanya barang-barang yang merupakan perbekalan mereka selama melakukan penelitian dibawa tangan oleh orang-orang afrika itu sendiri. Beberapa orang afrika dijadikan mobil berjalan yang akan menemani perjalanan orang-orang barat selama penelitian. 

Untuk melengkapi perjalan mereka, orang-orang barat juga meminta ditemani oleh ilmuan setempat untuk penelitiannya. Mungkin kita berpikir bahwa pastilah orang-orang pribumi lebih tahu keadaan dimana mereka tinggal daripada orang-orang barat. Namun kenyataannya orang-orang barat malah menyajikan kepada kita bahwasanya mereka seolah-olah orang pertama yang menemukan gejala-gejala baru yang ada di afrika. Orang-orang pribumi mungkin tidak menyadari hal tersebut secara langsung karena mereka juga merasa diuntungkan dengan kedatangan dan penemuan tersebut. Alih-alih Negara mereka akan terkenal dan begitujuga mereka.

Secara sederhana, studi kolonialisme menggugat kemapanan kekuasaan posisi pusat yang selalu didominasi oleh budaya kulit putih atau orang Eropa. Studi kolonialisme membawa semangat perlawanan kaum marjinal melawan kaum metropolis, kaum pinggiran melawan kaum pusat. Semangat untuk mendekonstruksi "narasi dominan dan hegemonik" dan penciptaan kembali sejarah yang non-repetitif. Semangat yang sama juga ditunjukkan oleh Stuart Hall dan kolega-koleganya di Birmingham Centre. Salah satu tema utama yang kerap mereka eksplorasi adalah kritik terhadap "white racism", yang memandang "blackness" atau kaum kulit hitam sebagai "other". Mereka misalnya menunjukkan konstruksi media terhadap kriminalitas yang dilakukan orang-orang kulit hitam (black criminality) yang akhirnya dijadikan legitimasi oleh negara untuk membuat kebijakan-kebijakan yang merugikan kulit hitam.

Muhammad Zakii Al-Aziz