Aku dan Dyah Pitaloka


Apakah semua ini? apa ini hanya mimpi atau ilusi
Aku tepat berada pada kerajaan-kerajaan sunda di tanah jawa
Ketika ku berjalan, orang-orang tampak tegak dan gagah
Aku berpikir, apakah mereka adalah pendekar tatar sunda

Lalu tak lama dari itu, musik sunda klasik dimainkan
Gerombolan orang datang dari hutan gelap itu
Apakah semua ini? lalu aku dengar orang-orang berbisik 
`Beri hormat, beri hormat Dyah Pitaloka datang`

Aku terperanjat, apa semua ini benar-benar nyata
Aku berada pada kerajaan sunda, tapi mau kemana mereka hendak pergi?
Kulangkahkan kakiiku menuju gapura, aku melihat tulisan aneh
Dan berbeda dari hurup bahasa Indonesia. apakah semua ini?
Oh iyah ini memang hurup palawa, aku teringat dan tertawa.

`Dyah pitaloka mau menuju timur` celoteh 2 anak kecil memakai samping seperti pakaian tradisional sunda
Heran, hendak kemana Dyah pitaloka pergi? saat aku lihat dia, aku terpesona, dia terlihat ayu. cantik laksana bidadari

Acarapun berakhir, tak ada musik mengiringi. lantas seorang pengawal maju kedepan
Membawa satu gulungan kertas, aku tidak tahu itu apa?
Aku tepat berada ditengah kerumunan rakyat
Pengawal itu membacakan sesuatu: ` “Paksa ma cai, alaeunana ma, basana bijil ti huluna. Téka bwar hérang tiis rasana. Geus ma hanteu kawurungan, teka ri sagara… Daék éka ma ngaranya, Sanghyang Aditya, basana metu ti bwana wétan, hanteu kawurunganan, ku méga ku hujan, ku kukus ku sanghub, teka ring kulwan, ku geuing éka laksana`

Semua orang tertawa, seraya bahagia, lalu aku bertanya pada diri sendiri
Aku keturunan sunda, akan tetapi apa yang dikatakan pengawal tadi sangat sekali membingungkanku. aku sedih
Aku tak bisa bertanya pada setiap orang disini

Sempat teringat bahwa Dyah Pitaloka pernah dipersunting Hayam wuruk. 
Aku yakinkan bahwa aku berada di waktu ketika Dyah Pitaloka akan pergi ke Timur
Tapi lagi-lagi seorang pengawal mengeluarkan bingkai kecil bertuliskan palawa, aku penasaran
Apa benar Dyah pitaloka akan pergi ke timur menemui Hayam wuruk?
Aku bertanya pada diri sendiri, dan menjawabnya langsung: `hanya naskah itu yang bisa membuatku yakin`

Tapi selebihnya, aku tidak mampu mengerti hurup itu
Aku menyesal dikehidupanku jarang ditemukan/diajarkan/dipelajari hurup-hurup palawa
Aku hendak pergi kegua itu lalu bertapa dan kembali.