Cerita Raja Tikus, Langka dan Tikus Pejabat Setempat (Iblis Kota)

Hari ini seorang Raja Tikus akan datang sebagai pengisi acara rakyatnya tepat dilorong pojok jalan. Katakanlah tikus itu bernama Si emblee, dia berkuasa karena pasukannya yang banyak dan berani mati membela dirinya walau sampai mati. Bukan hanya itu saja, Sang raja mempunyai orang-orang kepercayaannya yang mampu membantunya untuk memimpin negeri Ritbeu (Negeri tikus). 

`Hey, sekarang aku jadwal lawatan kemana yah? ` Tanya Si emblee. Dan dengan sigap pelayan-pelayannya membawa buku harian/catatan presiden. `Anu pak, sekarang kita jadwal lawatan ke daerah pelosok`. 

Kontan Sang Raja terperangkat ketika mendengarnya, seakan terkejut dengan apa yang harus dia lakukan hari ini, tapi tak lama kemudian sang raja duduk kembali dengan senyum. 

`Aku ingin tidak ada hambatan menuju tujuan dan kalian tahu apa yang harus kalian lakukan dan satu lagi saya tidak mau lama-lama ditempat itu, siapkan segala sesuatu yang harus saya utarakan.` tegas sang Raja pada pembantunya yang setia.

Sementara itu dipelosok lorong, para pejabat setempat sedang sibuk mempersiapkan lawatan sang Raja, dari mulai pemimpin lingkungan sampai wilayahpun ikut sibuk, dari mereka ada yang mepersiapkan apa saja yang harus dipakai dan ad ajuga yang sibuk mencari dana. Diperkirakan untuk lawatan Sang raja kali ini akan membutuhkan dana yang cukup besar, oleh karena itu kita membutuhkan dana dari tabungan yang ada, ujar para Pejabat setempat. 

Seorangpun (Sebut saja Langka) bertanya kepada pejabat itu. `Lho pak bukan-nya kita hanya mengadakan acara ini ditempat kecil tertutup saja?` Dan dengan seperti ini akan sedikit mengurangi dana yang harus dikeluarkan. 

Wajah para tikus pejabat itu mengkerut dan tertawa seakan meledek. Akhirnya pejabat itu juga menjawab pertanyaan tadi dengan penuh bijaksana, sampai seorang itu pun puas dengan jawaban yang diberikan para pejabat.

Langka tidak mengetahui bahwa para tikus pejabat itu telah mengelabuinya, alih-alih dengan berbicara lantang dan bijaksana, ternyata mereka hanya menggunakan kedok keduanya saja. Setelah selesai melihat-lihat dan membantu orang-orang menyiapkan acara, para tikus pejabat itu pergi ke perusahaan-perusahaan keju untuk membawa dana yang akan turun dan ditujukan untuk acara tersebut. Namun yang terjadi mereka hanya membeli keju-keju dan menyimpan uangnya dalam tas kantong mereka.

Diistana peukha (Istana raja) Sang raja masih terlihat santai saja, tak lama kemudian diapun siap-siap, bergegas untuk menemui acara itu. Sebelum hendak berangkat, untuk kedua kalinya sang Raja memanggil sang patih kesayangannya ( Oleg ) lalu berkata: `Apa pesan saya udah disampaikan pada koridor-koridor setempat? Apa uang tips dan keju-keju udah diberikan kepada mereka?. Udah Baginda` jawab sang oleg. Sang rajapun terbahak-bahak. `Mari kita berangkat`.

Diperjalanan sang raja sangat santai menikmati pemandangan lorong-lorong, jalan yang biasanya terlihat macet dan dipenuhi tikus-tikus untuk menjalankan aktivitasnya, hari ini Nampak hilang tak ada terlihat satupun dilorong-lorong. Yang terlihat hanya genangan air yang kotor, potongan-potongan keju yang sudah membusuk. Maka tidak salah bila sang raja menginginkan tidak ada hambatan dilorong. Ditempat lain, langka tengah menyiapkan diri untuk menjadi seorang pembawa acara. apa yang harus langka tanyakan adalah harus berisikan suara rakyat yang benar-benar harus diaspirasikan kepada sang pemerintahan raja. Para tikus pejabat pun tidak mau kalah dengan misi dan visi yang akan mereka lakukan nanti. Apa yang harus mereka lakukan adalah mencari nama dan mencari dana lagi. Hal itu hanya alih-alih untuk kesejahteraan para tikus-tikus.

Suara sirine dari arak-arakan sang raja sudah terdengar mendengung kedalam telinga langka, baginya inilah saatnya rakyat berbicara lantang, melalui langka, semua keluh kesah warga harus terpenuhi dan disampaikan. Setibanya raja tikus, tikus-tikus penjaga terlebih dahulu mengamankan keadaan sekitar, layaknya tikus narnia yang sangat waspada akan kejahatan yang besar. Langka heran kenapa penjagaannya ketat sekali.

Lalu yang dinantipun tiba, sang raja dengan kepalan tangannya melambai kepada penonton yang hadir dalam acara. Dengan wajah tersenyum sang raja berjalan dengan tegak ditemani para punggawanya. Ketika hendak duduk, sang raja heran dengan jumlah kursi yang ada. Ternyata langka dan panitia tersebut hanya memberikan kursi untuk 3 orang saja, sang raja cukup tenang karena masih ada satu kursi untuk pengawalnya.

Diskusipun tidak terasa sudah berjalan selama satu jam, banyak pembicaraan yang diakhiri oleh janji sang raja untuk menjadikannya lebih baik. Langka sedikit bertanya tentang pendapatan para tikus disini yang semakin hari semakin memburuk, tidak adanya lahan pekerjaan membuat tikus-tikus ditempat ini kebingungan mau kemana lagi mencari uang. Tindakan pak raja gimana tentang itu. 

Tanya langka. Sang rajapun sedikit berunding dengan pengawal setia-nya. setelah lima menit berunding, wajah sang saja jadi terlihat berbeda, sang raja terlihat murung dan berujar bahwa: `jangankan merisaukan hal ini, dampak dari krisis modern ini sangat berpengaruh sekali terhadap perekonomian kita, maka tidak heran bahwa saya juga suka merasa kurang mendapatkan uang yang seharusnya`. 

Langka terkejut dan penonton heran, ada juga yang takjub dan merasa emphaty terhadap sang raja. Ternyata pernyataan sang raja tadi adalah diskusi terakhir dalam acara tersebut. Langka merasa resah dan jengah dengan apa yang disampaikan raja. Meskipun pad akhirnya sang raja berjanji akan memberikan tunjangan bagi para tikus-tikus ditempat itu.

Sementara ditempat lain, para tikus pejabat telah menunggu lawatan sang raja, kali ini sang raja akan tersenyum dengan jamuan yang begitu mewahnya, makanan yang lezat-lezat, dsb. Sang rajapun disambut meriah oleh pejabat setempat, dari mereka terlihat tertawa-tawa sambil memakan, makanan yang lezat hasil dana acara itu.

Diakhir lawatannya sang raja mengutarakan bahwa, `saya akan kirimkan uang untuk tunjangan tikus-tikus yang tadi ikut nonton dan yang lain-nya`. Sang tikus pejabatpun menjawabnya dengan tawa: `siap pak`. Lalu apa yang terjadi adalah ketidak adilan yang sering kita lihat sekarang-sekarang ini.