Story before Midnight: "Hani idea"



Nama saya Hani, saya seorang gadis desa yang kehidupanya tidak seperti perempuan-perempuan yang berpakaian cantik dan menawan hati orang-orang. Saya hanya seorang anak tukang nasi uduk yang kesehariannya selalu dipenuhi rasa galau memikirkan hari ini makan atau tidak namun yang pasti saya tetap seorang anak manusia yang tidak jauh berbeda dengan mereka. 

Aktivitas saya selain sebagai seorang murid yang biaya sekolahnya ditanggung oleh pemerintah, adalah menjadi seorang tukang bersih taman-taman dialun-alun kota tempatku lahir. Dengan aktivitas keseharian yang selalu diisi dengan jerih payah, saya selalu berpikir bahwa bumi senantiasa berputar. Adakalanya kita dibawah dan adakalanya juga kita diatas, tapi siapa yang mampu membuat hidup kita lebih baik dari sekarang? Adalah diri sendiri yang mampu mewujudkan impian untuk hidup yang lebih baik dimasa depan. Saya selalu termotivasi oleh kegigihan orang tua yang tegar membesarkanku sampai sekarang, karena mereka saya menjadi mengerti bagaimana menikmati hidup walau tidak seperti orang-orang yang kaya. oleh karena itu saya tidak pernah mengeluh denga keadaan hidup yang seperti ini.

Pemandangan kota, tempat dimana saya berkerja ternyata mempunyai pemandangan yang jauh berbeda dengan kehidupan diperkampungan ku yang kumuh. Disini saya tidak pernah menemukan orang yang senantiasa saling membantu satu sama lain, yang istilah lain-nya dikenal sebagai gotong royong. Orang-orang diperkotaan nampaknya hanya memikirkan sebatas bagaimana mereka bertahan hidup untuk dirinya sendiri., tapi itu masih dugaan saya sementara karena saya kebingungan melihat orang banyak berjalan namun tiada satu orang yang saling menyapa diantaranya. ah mungkin itu hanya pandangan dari kacamata saya saja, bisa saja mereka begitu karena memang begitulah kehidupan disini.

Sehabis mengerjakan tugas dialun-alun, kembalilah saya pada rumahku tercinta. Rumah saya meski tidak besar tapi rasa kehangatan berkumpul denga keluarga nampaknya tidak bisa membuatku menahan air mata yang menetas deras, hal ini menandakan bahwa aku bersyukur masih bisa makan untuk hari ini bersama keluarga bahagiaku.

Seperti biasa, hal yang selalu saya lakukan sebelum tidur saya adalah untuk merenung kejadian hari ini yang telah dilalui, satu yang membuat saya selalu penasaran adalah mengenai perasaan dari sisi kewanitaanku, pertanyaan ini muncul karena adanya rasa penasaran. 

Apakah setiap wanita yang cantik itu harus benar-benar berpakaian seperti iklah-iklan yang muncul di TV? Saya selalu merasa heran karena dengan konsep makna kecantikan yang dihadirkan iklan-iklan kosmetik di TV maka akan adapula sisi lain yang muncul, tak lain adalah kebalikan dari cantik yaitu jelek.

Saya tak hentinya untuk senantiasa berpikir kenapa ada yang kaya:miskin, cantik:jelek? apakah ada suatu pemaknaan awal, mana yang cantik dan mana yang jelek? apakah ada sejarahnya bahwa yang cantik itu harus lah seperti ini dan yang jelek adalah kebalikannya dari itu? 

Saya merasa seperti ada sesuatu yang memporsir kecenderungan tersebut sehingga ada jurang pemisah yang melekat kejam. Saya berandai dengan meniadakan penciptaan industri-industri tentang alat kecantikan, akan mampu mengurangi rasa heran saya mengenai hal cantik:jelek. karena pencitraan kecantikan yang menggebu-gebu dan secara damai dimediasasi oleh media TV sebagai perantara untuk masyarakat akan memberikan wacana yang tidak sedikit mempengaruhi cara berpikir masyarakat sebagai tujuan kosmetik itu dituju. meskipun tidak secara langsung menyebutkan bahwa kalau anda hitam maka anda tidak cantik, jika wanita itu tidak lurus rambutnya maka dia tidak cantik. 

Namun masyarakat cenderung untuk mencoba hal-hal yang baru dan tidak sedikit pula dari mereka menjadi penikmat dan  menjadi konsumer barang itu yang artinya mereka benar-benar mempercayai apa yang iklan-iklan tampilkan. 

Sungguh saya bingung dengan pemikiran saya sendiri, bingung karena tidak ada titik temu untuk menemukan jawaban yang pertanyaannya menyangkut hal seperti diatas. Ada kalanya saya mengatakan bahwa ada hidup dan ada mati, tapi bila saya pikir lagi hidup dan mati ini adalah suatu kepastian karena dalam suatu ayat Al-quran juga tersirat bahwa:

Ù„ْØ­َÙ…ْدُ ِللهِ الَّØ°ِÙ‰ Ø£َØ­ْÙŠَانَا بَعْدَÙ…َا Ø£َÙ…َاتَÙ†َا ÙˆَØ¥ِÙ„َÙŠْÙ‡ِ النُّØ´ُورُi

Alhamdulillahil ladzi ahyana ba’da ma amatana wailaihin nusyur. "Segala puji bagi Allah yang menghidupkan aku kembali setelah mematikan aku dan kepada Allah akan bangkit"
 
Sementara untuk hal yang Cantik:jelek, saya belum pernah menemukan ayat yang seperti diatas, jadi saya mungkin berpikir bahwa kepastian yang muncul dari jelek dan cantik hanya berawal dari wacana yang berawalan dari produk-produk kecantikan atau mungkin juga ada kepentingan dibalik penciptaan produk kencatikan tersebut oleh pemilik perusahaan kosmetik.