Kita ini bagai pohon
Yang menghunus tanah
Menjulang tinggi menatap langit
Melebur diri dengan bumi
Seperti kita!
Pada manusia tampaklah sama
Menghunus bumi
Melebur dengan tanah
Aku sang tangkai
Dan engkau lah dedaunnya
Hidup berdampingan
Karena hakekatnya kehidupan itu berpasangan
Setiap detik, menit yang terlewati
Sehelai demi sehelai dedaunnya berguguran
Aku yang semakin tak kuat menahan beban
Dan engkau yang semakin pekat kekuning-kuningan
Aku yang mungkin telah beruban
Dan engkau mungkin jualah semakin renta
Berterbangan menyebar pada tanah
Namun belum habis pada kita suatu ketiadaan
Karena disisa menit yang ada
Sisa daun masih menempel pada tangkai
Suatu waktu mungkin badai akan menerjang
Menghantam keberadaan kita
Siagalah kita pada yang namanya kehidupan
Ini bukan dari sebuah keabadian
Adakalanya kita nanti terpisah
Aku mungkin ditebang, tercerabut dari akarnya
Engkau terlepas padaku
Berguguran dan tak bersatu
Namun itu tidak sekarang
Kita engga tahu kapan
Sekarang kita ingin berdoa
Kepada Maha Pencipta Alam
Agar senantiasa hujannya membasahi setiap lingkup kita
Terangnya menerangi setiap jalan kita
Sinarnya menghangatkan kita
Serta malam-nya kita kembali menyambung doa
Karena pada-Nya lah jiwa ini terarah
Seperti sebentar saja jiwa ini mampir pada bumi
Kita ini bagai pohon
Yang tumbuh dibimbing oleh-Nya
Kita ini bagai bermain
Yang padanya keabadian secara nyata berada
Suatu hari aku merindu menjadi tangkai penghuni syurgawi
Dan mungkin engkau akan menjadi lebih dari dedaunnya
Mungkin engkau menjadi setiap serat yang lebih dekat
Atau mungkin kita akan bersatu, semua itu kehendak yang berkuasa
No comments
Post a Comment