Sudah beberapa minggu sang imam
berserta keluarganya masih terkepung dalam suasana yang mencekam. Bagai kelam
yang tak pernah berhenti meski hanya sehari, sang imam yang biasa dipanggil
Ishadat ini terlihat tegar. Ia dengan sikap kedewasaannya telah mampu membuat
kelarga-keluarga lain terlihat begitu tenang. Meski keadaan diluar tidaklah
menyenangkan sama sekali.
Sebagai muslim rohingya yang
sekarang tengah ditindas oleh orang kafir, ishadat tak pernah ingin terlalu
terlena dengan jumlah besar yang dilabelkan pada saudaranya seumat. Ia sendiri
sekarang tak mengetahui apakah ada saudara-saudara yang benar-benar perduli
pada kejadian yang sedang menimpa dirinya dan keluarga.
Iapun tak habis pikir dengan embel-embel
HAM yang menurutnya tak bisa berbuat banyak untuk berbuat selangkah demi
menyelamatkan kehidupan yang ditindas. HAM itu mungkin hanya bisa disemayamkan
pada orang-orang pilihan. Ada sedikit kerusuhan ditimur tengah maka negeri
adidaya langsung berkoar dan menurunkan barikade.
Coba lihat sekarang Suriah,
Myanmar, Irak, Afghan, palestina dan lain-lain. Mana yang dimaksud dengan demokrasi
yang mengusung Hak asasi untuk manusia menghirup udara damai nan sejahtera. Cacat
itu namanya kalau kita akan mati tanpa ada perjuangan mereka-mereka yang
mengusung kehidupan yang harmoni.
Ishadat tahu betul hanya kepada
sang maha Khaliklah semua diserahkan, ia tahu sekarang sangat kecil untuk
berharap ada pertolongan dari saudaranya. Ia lebih baik mati demi agama yang ia
yakini tanpa harus menodai barang sedikitpun noda jarum yang tertusuk.
Esok harinya Ishadat terhenyak dari bangun dan melihat mesjid yang tengah terbakar sedikit demi sedikit menjadi abu yang membuat ia meneteskan air mata. Ia tak mampu untuk terus diam tanpa berbuat apa-apa, lantaslah ia berpesan pada keluarga-keluarganya "Kalau Allah Sang Maha Mulia menghendaki, kita akan dipertemukan kembali diakhirat"
Ishadat melangkahkan kaki menuju orang-orang yang beringas tak berperikemanusiaan. Yang menganggap pribumi sebagai milik manusia. Bodoh sekali mereka karena Ishadat tak meyakininya, hanya Allah lah pemiliki Bumi dan semesta alam.
"Oh Robb, engkaulah maha mengetahui segala taqdir umatmu dan manusia-manusia lainnya. Engkau maha tahu betapa menderitanya umatMu namun Engkau jualah yang maha mengetahui keindahan setelahnya"
Ameen
ReplyDelete