Diorama 30SPKI; Penegasan Kekuatan Penguasa


Diorama SPKI
Kalau dahulu sekitar 15 tahun yang lalu sebutlah demikian, maka tepat pada hari ini media TV manapun serentak pasti akan menayangkan film yang benar-benar akan membuat kita takut sekaligus membenci kebiadaban yang dilakukan oleh PKI.

Film G 30 SPKI ini mungkin merupakan apa yang diusung pemerintahan sebagai pembelajaran untuk rakyat dan menegaskan bahwa Negara kita telah melewati sejarah yang sangat monumental sekali. Yang pada akhirnya muncul sang pahlawan yang bisa kita lihat di relief monument pancasila. Pemutaran Film itu juga barangkali bisa dibilang sebagai bentuk hegemoni kuat yang diusung pemerintahan pada era Suharto untuk memantapkan pemerintahannya yang telah berjalan sepanjang 20 tahun lebih. Kita bayangkan betapa lamanya Pak Suharto ini memegang tahta tertinggi Negara Indonesia ini.

Seiring waktu belalu dan tahun berganti nampaklah keniscayaan datang pada sejarah sebuah kepemimpinan dalam suatu Negara. Adakalanya seseorang manusia itu berada pada puncak tertinggi namun perlu diingat pula bahwa ada masanya ketika seseorang itu tiada berdaya sedikitpun ketika datang padanya masa tua.

Presiden kedua kita pun berpulang pada maha kuasa. Sisa-sisa kejayaannya memang menyisakan beberapa hal bagi kita; ada yang negatif namun adapula yang positif. Tak perlulah saya berbicara panjang lebar dari keduanya itu. Alasannya bukan hanya akan memakan tulisan yang panjang tapi akan memerlukan refferensi yang kuat.

Yang ingin saya soroti disini adalah sangat sederhana, yaitu ingin benar-benar tahu sejarah dibalik diorama dan relief yang ada di Museum Jakarta tersebut.

Diorama dan Relief; Hendak Ingin Jujur Namun Tak Jua Bisa

Bila anda pergi ke museum dimana bisa menemukan diorama pembunuhan para jendral oleh PKI tersebut maka pastilah anda bakal berperasaan sama dengan saya yakni merasa ngeri melihat semua itu, merasa tak mampu menahan emosi yang marah pada sejarah. Benar-benar keji dan biadab apa yang dilakukan oleh mereka yang benar-benar membunuh para jendral tercinta kita.

Namun setidaknya hal ini telah menjadi momok yang menakutkan selama saya masih duduk di bangku SD sampai SMA Akhir. Sekarang perasaan tersebut bertolak belakang dengan perasaan pada waktu itu, oleh karena beberapa refferensi yang banyak saya baca ternyata terdapat suatu masalah yang seharusnya menjadi pertanyaan penting untuk dijawab.

Saya sempat bertanya pada diri sendiri, yang jahat dibalik kekejaman ini semua siapa? Apakah PKI dan Gerwani benar-benar dengan keji melakukan ini semua untuk melukai Indonesia? Atau ada suatu konspirasi yang dilakukan oleh orang-orang yang ingin hendak menguasai Indonesia?

Mana mungkin Gerwani melakukan apa yang dikatakan oleh sejarah bahwasanya ketika pembunuhan itu terjadi mereka melakukan seks sambil mabuk. Sementara ketujuh jendral menderita dengan luka-luka yang dilakukan oleh anggota PKI lainnya? Torehlah kebelakang pada masa silam, latar belakang Gerwani. Siapakah mereka dan apakah tujuan mereka mendirikan Gerwani? Tak lain hanya ingin memerdekakan rakyat Indonesia. Namun naas sejarah mungkin tak berpihak pada Gerwani, karena telah terdapat beberapa catatan merah mengenai mereka yang dicap sebagai pembunuh yang keji.

Hal-hal seperti ini direka ulang kembali dan menjadi kajian yang segar ketika tampuk kepemimpinan tidak dipegang oleh Pak Suharto. Beberapa komunitas mulai mengkritisi kembali kebijakan-kebijakan pemerintahan pada zaman Suharto, beberapa lagi dengan cermat mengkaji kembali sejarah yang disajikan oleh pemerintahan Suharto. Dan tidak banyak dari mereka yang giat mencari sebuah penjelasan mengatakan banyak sekali kebohongan yang bisa kita dapatkan dari peristiwa G 30 S PKI ini.

Media dan Propaganda Massa

Dalam sebuah percaturan politik suatu negara dimanapun itu berada pasti dapat pula ditemukan peristiwa-peristiwa Propaganda untuk memulai lembaran baru. Biasanya propaganda itu dimantapkan dengan disajikannya bukti-bukti yang real, yang tak lain hanya untuk memantapkan apa yang dipesankan.

Begitulah mungkin yang telah terjadi pada waktu masa sebelum PKI dibabad habis oleh pemerintahan Suharto. Bayangkan oleh kita bagaimana propaganda tersebut mampu membuat seluruh Indonesia benar-benar mempunyai perasaan benci kepada PKI. Tak ayal sangatlah mudah untuk suatu penguasa ketika rakyat sudah dipengaruhinya menjalankan misi untuk membunuh PKI. Mungkin anda lebih tahu berapa korban pada waktu itu yang dibantai habis-habisan oleh tentara? Ada yang menyebutnya lebih dari 500.00 jiwa.

Apabila hal itu terjadi sekarang mungkin ceritanya akan berbeda lagi. Mungkin kita akan banyak melihat para pegiat HAM melakukan perlindungan terhadap Mereka ( Selingan Bro) hehe

Propaganda pun memiliki prosesnya yang sedemikian rupa. Medianya pun banyak termasuk Radio yang pada waktu itu menjadi media penting di Indonesia. ditambah poster-poster dan kalau pun kita tahu bahwasanya diorama, Film  dan relief yang sekarang masih berdiri tegak dimuseum itu termasuk juga dalam propaganda yang dilakukan oleh pemerintahan Suharto, Tanya kenapa? Tonton aja Filmnya Yuk hehe