Adakah Makhluk yang Hidup di Planet-Planet Lain?


Kepada saudara pembaca yang budiman. Saya sebagai seorang penulis di dalam blog ini ingin memperkenalkan sesi tulisan baru untuk berbagi. Sesi ini bukan lah merupakan tulisan saya, melainkan tulisan-tulisan dari orang yang besar. Oleh karena yang menulis itu adalah orang yang besar maka saya menamai kategori tulisan-tulisan yang akan serupa dengan "Nasihat-Nasihat"

Untuk sesi kali ini saya akan berbagi nasihat dari sang ulama besar Indonesia, Buya Hamka, dengan tulisan beliau, yang ada di dalam buku membahas soal-soal Islam,  yang berjudul Adakah Makhluk yang Hidup di Planet-Planet Lain?

Selamat membaca dan semoga bermanfaat.

Oleh Buya Hamka:

Tidak ada di antara kami Redaksi ataupun pembantu kita yang ahli dalam pengetahuan yang setinggi itu. Apa yang kami ketahui tentang alam lain, planet lain dan berjuta-juta bintang yang lain itu, barangkali tidaklah lebih dari yang saudara ketahui.

Dalam ahli-ahli ilmu pengetahuan alam ruang angkasa luas itupun masih tengah menyelidiki dan yang dikemukakan barulah teori-teori. Masih jadi pertanyaan adakah makhluk-makhluk hidup di bintang-bintang yang lain itu. dan apakah jenisnya.

Manusia jugakah atau bukan. Kalau makhluk hidup itu bukan jenis manusia sebagai kita ini, niscaya tidak begitu sukar kita memikirkan tentang hubungannya dengan agama islam. Sebab didunia kita inipun ada kucing, tupai, ikan dan sebagainya, yang semuanya tidak diwajibkan sembahyang lima waktu, meskipun mereka juga mendapat nikmat dari kedatangan Nabi Muhammad SAW.

Oleh sebab itu marilah kita tunggu bersama-sama hasil penyelidikan ahli-ahli selanjutnya. Kalau sudah jelas adanya makhluk bernyawa itu nanti, apa dia manusia atau tidak, barulah  kita bicarakan. Tetapi kalau belum jelas tidaklah ada faedahnya kita mereka-reka atau membuat-buat suatu persoalan dalam perkara yang tidak ada.

Sehingga tenaga kita yang ama terbatas ini habis terbuang-buang membincang-bincang urusan yang hanya kita bikin-bikin. Dimisal ada makhluk sebangsa dengan manusia di sana, rasanya belumlah perlu kita mengirim muballigh kesana, sebab didunia kita ini saja pun belumlah rata kita mengadakan Tabligh.

Kalau ada orang yang membawa masalah seperti ini kepada Sayidina Umar bin Khattab, beliau selalu bertanya:

(Adakah hal itu telah kejadian?") 

Kalau dijawab orang dengan "Tidak" atau "Belum", beliau menjawab : "Belum perlu dibicarakan."

Refferensi: Hamka (1983). Membahas Soal-Soal Islam. Jakarta: Pustaka Panjimas.