Hari Kemarin, Sapere Aude dan Kant


Pagi tadi langit cerah seakan menyapaku. Tepat dalam pikir ada berapa bahagian memori yang membawaku pada seseorang yang sudah tak asing bagi para penikmat filsafat, khususnya filsafat barat.

Selayang Pandang

Biarlah hari kemarin berlalu dengan bekas yang tak serupa dengan pemikiran udik konvensional. Tentu saya tetap berada pada jalur yang sudah kuat terpatri dalam jiwa.

Dan hari ini agaknya ibarat sebuah jawaban yang membenarkan. Ketika saya keluar dari weltanschaung lokal terhadap Kartini, tentu pada waktu itu saya didasari dengan sikap berani. Dalam artian saya sudah siap dengan segala konsekuensi yang akan muncul setelahnya.

Namun sikap berani saya untuk berbeda dari pemikiran besar yang kecil tersebut bukan didasari dengan sikap sontoloyo. Akan tetapi hal tersebut berbekal pemahaman yang bobot kebenarannya masih bisa dibandingkan dengan pemahaman lain.

Saya hanya menyadari bahwa terkadang hidup, the way we understand, sikap, seseorang dibangun dari puing-puing yang sudah siap membentuk masa kita setelahnya. Kalau saja puing tersebut rapuh dan saya tak menyadari kerapuhannya itu, atau bahkan saya terus bersikap seolah nyaman dengan kerapuhannya itu, lalu kapan saya bisa keluar untuk melihat keindahan lainnya yang tak terhingga dibalik temboh rapuh tersebut? Pendek kata saya hanya tidak ingin menjadi seseorang dalam setiap tindakan, pikiran dan perbuatan orang lain. (Tidak semua hal)

Berkat Kant Dalam Kelahirannya

Adalah Horace yang pertama kali mengenalkan istilah Sapere Aude. Terdiri dari hanya dua kata yang tersusun rapi dan mempunyai makna dalam bahasa kita yakni berani berpikir. Namun dibalik kesederhanaannya tersebut tersimpan makna luas tak terhingga, ia telah menjadi simbol besar satu era peralihan yang dalam setiap tindak tanduknya tak pernah berhenti untuk terus berpikir mencari labuan yang terang.

Istilah ini menjadi lebih besar manakala Immanuel Kant menggunakannya dalam pembahasan Was ist Aufklarung (Pencerahan)? Beranilah menggunakan pikiranmu sendiri! "Beranilah mengetahui! Itulah simbol pencerahan". Tandas Kant. Sejak saat itu the new face of civilization were born at that time.