Nirvana - On A Plain: Tentang Kesendirian

Kurt Cobain - Zakiiaydia

Lagu yang diawali dengan, mungkin, sentuhan tangan dan listrik gitar ini menjadi salah satu lagu favorit saya di Album Nevermind. Yah judul lagu yang dimaksud adalah On A Plain. Tentu kita berpikir kenapa bisa "didalam pesawat" menjadi salah satu judul lirik lagu Kurt di album Nevermind. Ia bisa saja, karena banyak hal lain yang lebih aneh bisa kita temukan dalam lagu-lagu Nirvana.

Sebenarnya kalau boleh jujur, tentu saya suka semua lagu yang ada di album yang covernya monumental itu. Namun ada beberapa alasan kenapa saya suka dengan lagu ini dan mengapa lagu ini selalu ada didalam playlist. 

Pertama tentu hentakan suaranya yang tidak neko-neko. Kurt kadang selalu menghentak dari awal. Baik vokal atau sound gitarnya. Tapi kadang dia juga tidak melakukan hal seperti itu. Bisa saja semua lembut dari awal tapi garang pas Reff atau tidak ada sama sekali.

Dalam On A Plain, meski suara vokal Kurt terasa datar tapi, sekali Kurt menghentak, mengeluarkan suara seraknya yang khas maka serasa ada seuatu dalam hentakannya tersebut. Apa dia marah atau itu hanya teriakan pelampiasan saja.

Yang pasti ketika Kurt bernyanyi "Love myself betten than you" Dave Grohl berhasil membuat suatu irama yang takan pernah kita lupakan. Seakan Grohl tahu bahwa Kurt mungkin lagi membutuhkan seseorang yang berarti.

On A Plain. Banyak yang menafsirkan lagu ini dengan beragam makna. Itu tidak salah. Selama dalam koridor bisa dipahami dan tidak terlalu jauh dari liriknya. Karena Kurt Cobain sudah mati maka sang pemilik lagu tidak bisa menjelaskan lagi.

Tentang Kesendirian dan Memakai Heroin

Bagi saya sendiri, tentu selalu sulit untuk menafsirkan lagu-lagu Nirvana. Kadang benar atau bahkan jauh sama sekali dari benar. Karena terkadang pada setiap satu baris lirik dengan baris lain dari lagu Kurt selalu terlihat tidak nyambung.

Dalam On A Plain bisa saja itu tentang Kurt berbicara kepada dirinya sendiri yang seorang pemakai. Karena seperti yang kita tahu bahwa Kurt tidak terlalu banyak mengutarakan apa yang ia rasakan ketika berbicara dengan teman-temannya. Maka lagu menjadi salah satu media dimana dia menjadi dominan. Dalam artian ia bebas berbicara tentang dirinya sendiri bahkan tentang kecanduannya. 

"I got so high, I scratched till i bled, I love myself better than you, I know its wrong, So What should i do?
Meski begitu kadang Kurt selalu teringat pada masa kecilnya. Ada bahagia tapi tentu ada banyak hal yang membuatnya tidak bahagia. Kebahagian mungkin tidak melulu tentang kita tertawa atau merasa ada banyak hal yang kita dapatkan.

Tapi bisa juga kebahagiaan itu tentang hal yang membuat kita menangis. Karena setelah menangis kadang beban dalam pikiran terasa sangat ringan. Air mata yang keluar ibarat penyejuk bagi jiwa yang sedih 

"The finest day, that i ever had, Was when i learned, to cry and command"

Kurt hanya butuh waktu untuk meluapkan apa yang ia pernah alami. Tentang waktunya kapan tentu kita tidak tahu. Tapi begitulah Kurt. Dia selalu melawan waktu. Lihatlah dalam On A Plain, terdapat masa lalu, masa sekarang atau bahkan masa depan. 

Momen kesedihan yang Kurt rasakan sejak ia kecil akhirnya membludak mungkin ketika ia sedang berada didalam pesawat dan anehnya Kurt sudah memutuskan mamahnya meninggal setiap malam.

Tentu itu mungkin hanya sebuah kiasan dari seorang anak kecil yang merasa kesepian ditengah malam. Itu yang Kurt rasakan. Apalagi kalau ia ingat momen keindahan orangtuanya ketika masih bersama.

Momen Kurt Cobain Sadar dan Konsisten 

Bila diperhatikan pada lagu-lagu Nirvana, maka ada beberapa hal dalam liriknya yang saya sebut dengan konsisten. Termasuk dalam lagu On A Plain. Dan hal tersebut adalah Kurt Cobain itu konsisten terhadap dirinya sendiri. 

Bahwa ia mencintai dirinya sendiri lebih dari siapapun. Seakan tidak ada orang lain yang mencintai Kurt melebihi darinya. Padahal kadang hal itu hanya anggapan semata dari seorang Kurt yang kesepian. Kalau tidak ada yang mencintai Kurt maka tidak mungkin Dave Grohl atau Novoselic merasa bersedih ketika ia kehilangan Kurt.

Dan Kurt Cobain sadar dengan hal tersebut. Ia membenarkan kondisi dirinya sendiri dengan mengatakan "I know its wrong, so what should i do" tapi kenapa ia tidak bisa berubah sama sekali dan tidak bisa beranjak dari kesepiannya yang abadi bahkan sampai ketika hujan menjadi saksi Kurt pergi untuk selamanya.