Hairuddin Barbarossa Bagian I: Sang Kakak Aruj Reis

Hairuddin Barbarossa - Zakiiaydia

Nama Hairuddin Barbarossa pernah menjadi sosok menakutkan bagi orang-orang Kristen Eropa pada abad pertengahan khususnya di wilayah Mediterenia. Sepak terjangnya yang gilang gemilang ketika berhadapan dengan para pelaut Kristen, menambah reputasi besar bagi karakter Hairuddin Barbarossa sebagai penguasa laut wilayah barat pada masanya. 

Baik bangsawan Kristen dan Islam, keduanya segan terhadap Hairuddin. Tak heran jika mereka satu sama lain saling berlomba untuk mendapatkan Hairuddin sebagai rekannya. Suatu hari ia pernah ditawari, oleh Raja Kristen, untuk menjadi penguasa Afrika Utara sekaligus menjadi bangsawan disana, tapi tentu saja ia menolak.

 

Hairuddin Barbarossa lebih memilih untuk menjadi bagian dari dan berkarir di Turki Utsmani. Kemudia iapun meniti karir sebagai salah satu pendiri atau pelatih angkatan laut Utsmani. Pada akhirnya nanti, atas berkat jasa besar Hairuddin Barbarossa terhadap Islam khususnya dan Turki Utsmani pada umumnya, Turki banyak memberikan penghargaan besar atau banyak mengenang jasa Hairuddin dengan berbagai macam hal.

 

Sebut saja seperti membuat patung besar dan mengibarkan, menyandingkan bendera khusus yang selalu dipakai Hairuddin ketika mengarungi samudera luas dengan bendera Turki sekarang.

 

Masa Kecil Hairuddin Barbarossa

 

Bila berbicara kehebatan Hairuddin Barbarossa maka kita tidak boleh melupakan bagaimana orang-orang sekitarnya mempengaruhi dan membentuk karakter Hairuddin kelak. Ia tidak mungkin berdiri sendiri, selalu ada hal yang membuatnya termotivasi dan bangkit.

 

Keluarga hairuddin bukan keluarga sembarangan. Ayah dan Ibunya merupakan orang yang sangat penting dan mempunyai kedudukan. Sang ayah yang bernama Yakub adalah mantan tentara elit Utsmani yang kita kenal dengan sebutan Yanisari dan juga bagian dari Sipahi.

 

Ketika Byzantium berhasil ditaklukan, wilayah kekuasaanya cukup luas. Termasuk diantaranya adalah Mytilene bagian dari wilayah Lesbos. Tidak mau teritorialnya terganggu oleh wilayah luar maka Mehmet II mengirim pasukannya untuk menduduki wilayah tersebut.

 

Kebetulan juga wilayah Mytilene ini adalah wilayah tempat berkumpulnya para bajak laut. Maka tidak salah kalau yang dikirim ke wilayah ini adalah pasukan khusus yang terlatih.

 

Tahun 1462 wilayah Lesbos ini menjadi bagian dari Turki Utsmani. Yakub sebagai salah seorang dari pasukan yang dikirim kesini mempunyai tempat tersendiri. Mungkin karena ia Sipahi atau mungkin karena sepak terjangnya ketika menjadi tantara Yanisari.

 

Di Lesbos ia bermukim dan pada akhirnya ia mempunyai seorang Istri yang bernama Catalina, janda dari seorang pendeta Yunani. Dari pernikahannya dengan Catalina, Yakub mempunyai 6 orang anak. Dua diantaranya adalah perempuan dan 4 orang lainnya laki-laki. Dalam buku The Sultan’s Admiral disebutkan bahwa dua orang anak perempuan memilih ikut bersama ibunya, Catalina, dan keempat anak lainnya ikut Yakub yang agama Islam.


Aruj, Elyas, Isaac dan Khizr. Mereka adalah empat bersaudara yang hidup di Lesbos, pulau yang dikelilingi laut. Kelak situasi ini pula yang membuat mereka harus beradaptasi. Kalau tidak bisa menaklukan lautan maka mereka tidak bisa pergi kemana-mana.

 

Aruj atau yang kelak akan dikenal dengan nama Oruc Reis, memulai karir kelautannya dengan membantu sang ayah dikapal perahunya. Anak keduanya yang bernama Elyas, nampaknya lebih lembut. Ia berusaha untuk menjadi seorang Imam. Sedangkan Isaac menjadi seorang tukang kayu sebagai penopang kelangsungan bahan kapal dan Khizr membantu ayahnya dalam menganyam tembikar.

 

Aruj dan Kisah Hidup Isaac Yang Pendek


 

Suatu hari Aruj dewasa yang sudah malang melintang dalam perdagangan dan Isaac sedang berlayar dengan kapalnya. Tapi pada hari itu nampak ketidakberuntungan sedang berpihak kepada mereka. Tentara Rhodes atau Knight Hospitaler muncul dan mau tidak mau mereka pada akhirnya berhadapan.

 

Malang, dalam pertempuran yang tidak seimbang itu, Isaac terbunuh. Sedangkan Aruj dibawa untuk dijadikan tahanan dan selanjutnya malah dijadikan budak. Maka untuk saat ini Aruj harus menyandang peran sebagai seorang pendayung kapal Galley.

 

Tapi nampaknya garis takdir dari Aruj memang harus seperti itu. Dari pengalamannya ketika menjadi seorang budak, ia banyak mempelajari hal-hal penting ketika berlayar. Tak lama setelah menjadi budak di Galley, akhirnya Aruj ditebus. Beberapa sumber tidak ada yang mengatakan siapa yang menebusnya. Entah ayahnya atau adiknya. 


Yang pasti, ketika menjadi budak, ia banyak belajar tentang pelayaran, dari memperhatikan arah angin, menentukan periode bulan dan memakai strategi mendayung. Kelak pelajaran berharganya ini akan membuahkan hasil yang manis.

 

Kisah Penaklukan dan Keinginan Untuk Bertempur

 

7 abad lamanya umat Islam telah mewarnai Iberian peninsula. Tenggat waktu yang lama tersebut telah merubah tatanan hidup wilayah tersebut menjadi kaya dan berwarna. Tapi elemen dasar dari semua ini mencuat kembali. Orang-orang Kristen nyatanya masih menaruh dendam pada “pendatang”.

 

Ketika waktunya tiba. Pada masa kerajaan Islam di wilayah Iberian terbagi kedalam beberapa kerajaan. Solidaritas kuat muncul didalam dada orang-orang Kristen. Kegigihannya berhasil memporak-porandakan umat Islam yang ada disana. Lambat laun penduduk umat Islam diusir dan dimulailah pencaplokan kembali bumi Eropa itu.

 

Tapi tahun-tahun tersebut bukan hanya tentang penaklukan kembali. Melainkan juga munculnya sebuah harapan baru dari generasi muda yang masih bertahan dan ingin membela agamanya. Nampaknya ini adalah sebuah efek dari keberhasilan Utsmani dalam memperluas wilayah kekuasaannya.

 

Kedua kekuataan yang muncul pada abad 15 awal ini akan saling berhadapan satu sama lain. Kerajaan Kristen di Iberian dan Kerajaan islam yang dipegang oleh Turki Utsmani. Wilayah yang menjadi pusat pertempuran diantara kedua kerajaan ini tentu wilayah perbatasan Mediterenia. 

 

Entah sudah jalannya dan nasibnya tapi penulis yakin bahwa karena kapasitas mereka. Aruj dan Khijr menjadi salah satu dari ribuan tentara yang dikirim oleh Sultan ke wilayah Mediterenia. Alasan lain yang melatarbelakangi kedua kakak beradik itu mungkin untuk menuntut balas dendam atas kematian adiknya yang bernama Isaac. Dan pada tahun 1500/1504 mereka akhirnya tiba di Afrika Utara, Djerba. Selain Djerba, Tunisia juga menjadi tempat penting dalam strategi yang digunakan oleh Aruj.

 

Terbukti semenjak kedatangan mereka. Beberapa wilayah telah direbut. Tidak hanya wilayah Iberian, wilayah yang sekarang masuk kedalam Italiapun masuk pada radar pelayaran Aruj. Beberapa tempat malah pernah ditaklukan oleh Aruj. Didaerah ini juga Aruj harus kehilangan salah satu tanganya. Khijr pada waktu itu masih berkerja sebagai seorang pendayung disalah satu kapal Aruj.

 

Beberapa tahun kemudian, tahun 1510 Aruj dan Khijr menjadi orang terkaya di mediterenia, memiliki banyak properti, budak dan tentu kapal. Luas wilayah yang pernah direbutnya terbentang dari Horned Gulf Tunis ke sisilia sampai calabria, sardinia, corsica. Djerba menjadi basis utama mereka. Tahun-tahun berikutnya adalah tahun yang sangat menentukan bagi Khijr. Karena banyak penaklukan yang terjadi pada tahun ini berkat peran Khijr.

 

Namun prestasi yang paling tinggi yang diraih oleh Aruj adalah menjadi penguasa Algier. Hal ini sebenarnya bukan merupakan kebetulan. Selain akan memudahkan penyerangannya ke wilayah Spanyol. Ada juga permintaan dari rakyat Algier, karena adanya blockade yang dilakukan tantara Spanyol, melalui penguasanya Sheikh Selim, Aruj dan Khijr diundang untuk ke Algier. 

 

Dikatakan pada waktu itu Aruj mengirimkan 16 kapal besar dengan 500 tentara Turki dan beberapa hal yang diperlukan untuk menyusuri pantai, dibawah kepemimpinan Khijr. Sedangkan Aruj dengan 800 tentara dan 2000 relawannya tinggal di Algier.