Kehidupan dan Kematian (Penyesalan dan Jawaban)

Kehidupan di alam buana tak seabadi yang kau kira, ia tak seindah yang engkau pandang, ia tak sekemilau dari yang engkau duga. Prihal mata yang tak pernah enggan membuka romansa hubungan suci dengan pencipta, mencipta suasana dangkal yang hadir pada kedua bola mata yang tak pernah sampai melihatnya. Banyak dari kita yang terbengkalai dan terlalu silau pada kehidupan didunia, dan terlalu mencintai dunia tapi takut kematian.


Sebagaimana Firman Allah SWT : "Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui." (Surah Al-Ankabut ayat 64)

Firman Allah SWT : "Sesungguhnya kehidupan dunia hanyalah permainan dan senda gurau. Dan jika kamu beriman serta bertakwa, Allah akan memberikan pahala kepadamu dan Dia tidak akan meminta harta-hartamu." (Surah Muhammad ayat 36)

Betapapun kita menikmati dunia ini, maka kelak sampailah jua kita pada pintu yang sebenar-benarnya megah. Yang tiada ragu suatu timbalan akan rezeki Allah menurunkan kita ke dunia. Pintu tersebut seolah menjadi gerbang tempat engkau kembali bertemu dengan sang Allah maha gagah. Pintu tersebut seolah menjadi sebuah jawaban atas apa-apa yang telah kita lakukan didunia.

Kehidupan buana itu seperti kita menunggu pada tujuan akhir yang nyata. Kehendak Allah maha mulia tak pernah bisa kita bantah, tak pernah bisa kita tolak dan tak pernah bisa kita mengelak kepada suatu keniscayaan yang telah tertulis didalam kepastian yang nyata. Karena dia maha kuasa pada diri kita yang kerdil, yang bila kita bandingkan kita itu bagai titik tinta pena dibahagian samudera yang membahana bumi.

Allah maha mulia memang adil, Dia adalah hakim paling adil diseantero semesta raya. Dia ciptakan kita bernafas, bertumbuh dan berakhir. Lalu dimulailah kita pada babak yang baru, babak yang semuanya serba lurus, tak pernah berkelok kebenarannya barang sebiji dzarohpun. Maka kita harus percaya bahwa ada suatu kehidupan yang abadi setelah kematian kita di alam buana.

Bagi orang-orang yang mengira bahwa hidup itu akan berakhir seiring dengan orang-orang mengiring kita pada tanah yang cokelat pekat, tiada yang hancur luluh dengan tanah akan bangkit, tulang belulang yang tiada tanpa daging akan bangkit.

Mereka berkata: "Jika kami telah menjadi tulang-belulang dan benda-benda yang hancur, apakah benar-benar kami masih akan dibangkitkan dalam bentuk makhluk yang baru?" (QS Al-Isra, [17]: 49).

Merekalah yang tak pernah bersyukur pada yang maha pemberi, mereka seolah tak pernah mau untuk bersujud kepada sang maha kuasa atas segala daya. Bahkan banyak dari kita yang membantah keberadaanya. Sungguh wahai manusia, engkau berada didalam kesesatan yang nyata.

Mereka bersumpah demi Allah dengan sumpah yang sungguh-sungguh: "Allah tidak akan membangkitkan orang yang mati" (QS Al-Nahl [16]: 38).

Maka didalam mereka terdapat suatu permintaan dari beribu penyesalannya tatkala hidup didunia dengan kesia-siaan yang nyata. Tak pernah mau untuk menaati kewajiban yang dianjurkan untuk menyembah Allah Maha Kuasa atas Semesta Raya. Mereka ingkar pada ketetapan yang diturunkan Allah.

Maka bagi mereka adalah orang yang hendak mengajukan untuk hidup sekali lagi hanya untuk menyembah Allah maha Mulia. Tapi Allah jua telah berkuasa atas waktu-waktu yang telah ditentukan bagi manusia. Andaikala penyesalan datangnya sebelum kita menutup mata dialam buana, masihlah kita bisa memperbaiki agar tiada penyesalan nampak bagimu dihadapan-Nya. Namun apalah daya, manusia memanglah tempatnya penyesalan bersandar.

Dan seandainya kamu melihat ketika mereka dihadapkan kepada Tuhannya (tentulah kamu melihat peristiwa yang mengharukan). Berfirman Allah: “Bukankah (kebangkitan) ini benar?” Mereka menjawab: “Sungguh benar, demi Tuhan kami”. Berfirman Allah: “Karena itu rasakanlah azab ini, disebabkan kamu mengingkari (nya) QS. al-An’am [6] : 27”.

Namun bagi orang-orang yang merendah diri selama hidup didunia dan setelahnya. Mereka menaati apa yang dilarang dan apa yang dianjurkan oleh penguasa semesta raya Allah Maha Mulia dan rasul-rasulnya. Maka bagi mereka adalah suatu janji yang nyata yang telah diberitakan Allah maha mulia didalam Al-quran, syurga yang didalamnya dipenuhi dipan, baju sutera, sungai yang mengalir dibawahnya. Maka nikmat mana yang engkau lupakan keniscayaannya?

Sesungguh orang-orang yang bertakwa itu dalam taman-taman surga] dan (dekat) mata air (yang mengalir). Dikatakan kepada mereka, masuklah kedalamnya dengan sejahtera dan aman. Dan kami lenyapkan segala rasa dendam yang ada dalam hati mereka, mereka merasa bersaudara, duduk berhadap-hadapan diatas dipan-dipan, mereka tidak merasa lelah di dalamnya dan mereka tidak akan dikeluarkan darinya.(al-Hijr : 45-48)

Sesungguhnya mereka yang beriman dan beramal sholeh, tentulah Kami tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang mengerjakan amal(nya) dengan baik. Mereka itulah orang-orang yang mendapatkan surga 'Adn, sungai-sungai mengalir di bawahnya, dalam surga itu mereka diberi perhiasan gelang emas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera halus dan tebal dan mereka duduk sambil bersandar di atas dipan-dipan yang indah, itulah pahala yang sebaik-baiknya dan tempat istirahat yang indah.(al-Kahfi : 30-31)

Sudah seharusnya kita mengerti dan menyadari bahwa hidup dibumi ini bukanlah untuk berkuasa, berkuasa pada kehendak, diri, kemauan, hawa nafsu dan kepastian yang disesatkan kesombongan. Kehidupan sejatinya hanya untuk merendah pada yang berkuasa, kehidupan adalah untuk menghormati, dan tunduk pada yang berkuasa.

Wahai manusia, sembahlah Tuhanmu Yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa.
QS. al-Baqarah (2) : 21

Dialah Yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, pada hal kamu mengetahui.
QS. al-Baqarah (2) : 22


Ishadat Billah.